Page 6 - Bisikan Ombak - by Suci Harjono
P. 6

Meike, tetangga sebelah rumah tadi asyik membalik ikan yang
        di keringkan.   Rupanya  sekarang sudah  mengumpulkan semua  ikan
        di  keranjang  bambu.  Sore sudah  hampir  menyapa, tak mungkin  lagi
        mengharapkan sinar  matahari  akan mengeringkan ikan-ikan.  Sama
        seperti  Sutriani,  Meiki  juga  istri  nelayan  yang  selalu  menjemur  ikan
        tangkapan suaminya untuk dibuat ikan kering. Meiki masih muda, sekitar
        tigapuluh tahun. Orangnya cekatan dan cukup rajin.
               “Masih lamakah?” tanyanya lagi.
               “Iya belum selesai. Masih ada beberapa bagian.“ sahut Sutriani
               “Hampir sore, Kak, tak lama lagi mentari akan tenggelam.
        Sebaiknya kakak bergegas.”
               Tanpa minta persetujuan dari Sutriani,  Meike dengan cekatan
        membantu membentangkan jaring  dan  mencari bagian  yang robek.
        Diambilnya  benang  jahit  dan  tak  lama  nampak  asyik  dan  cepat
        membantu Sutriani  memperbaiki jala.  Tak  lama menjelang matahari
        terbenam,  selesai sudah  jaring  diperbaiki.  Sutriani  tersenyum puas
        sambil  mengucapkan terimakasih,  tanpa  Meiki jaring mungkin  tak
        secepat ini selesai. Tenaganya memang tak bisa dipaksakan lagi, beda
        dengan Meiki yang masih gesit dan cekatan.
               Setelah jaring di masukkan ke dalam  ketiting , Sutriani bergegas
                                                           1
        masuk untuk menjerang air. Sebentar lagi suaminya bangun dan kopi
        kental harus sudah siap di meja.
               Semua  lelaki di Malalayang  bekerja sebagai nelayan, sementara
        istri di rumah membantu suami mengurusi ikan yang di peroleh dari
        melaut.
               Malam hari menjadi waktu yang ditunggu oleh nelayan karena
        saat itulah  banyak  ikan  keluar dan nelayan bisa  mendapatkan ikan
        dengan  cepat.    Jika  kebanyakan  orang    memanfaatkan  malam  hari
        untuk beristirahat dan di rumah bersama keluarga, nelayan Malalayang
        harus berjuang di tengah lautan, diantara ombak dan dinginya malam
        untuk menghidupi  keluarganya. Semalaman di  tengah lautan dengan
        ketiting yang kecil hanya ditemani lampu petromak dan kopi kental serta
        sebungkus rokok.
        1      Perahu kecil yang berukuran sekitar 3meter x 70 cm, dilengkapi dengan pendayung dari
        kayu, dan alat pancing  serta petromax untuk membantu penerangan di tengah laut.

        6                                   Bisikan Ombak_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11