Page 24 - Bab. 7 Polusi Lingkungan
P. 24

tumbuhan, hewan) dari setiap efek negatif pencemaran udara yang telah diketahui atau yang
                            dapat diantisipasi.
                                  Jenis parameter baku mutu udara ambien menurut Peraturan Pemerintah Nomor
                            41 tahun  1999,  yang  meliputi :  Sulfur  dioksida  (SO 2),  Karbon  monoksida  (CO),
                            Nitrogen dioksida (NO2), Oksidan (O3), Hidro karbon (HC), PM 10 , PM 2,5, TSP
                            (debu), Pb (Timah Hitam), Dustfall (debu jatuh). Baku mutu udara ambient Indonesia
                                Parameter           Waktu            Baku Mutu            Metode Analisis
                                                 Pengukuran
                                                                       3
                            Sulfur dioksida      24 jam        260µg/m (0,10 ppm)      Para-Rosanilin
                                                                         3
                            Karbon Monoksida  8 jam            2260 µg/m (2,0 ppm)     Non        Dispersive
                                                                                       Infrared (NDIR)
                                                                         3
                            Oksida nitrogen      24 jam        92,5 µg/m (0,05 ppm)    Saltzman
                                                                        3
                            Oksidan              1 jam         200 µg/m (0,10 ppm)     Chemiluminescent
                            Debu                 24 jam        0,26  µg/m 3            Gravimetric
                            Timah hitam          24 jam        0,06 µg/m 3             Gravimetric
                                                                                       Absorpsi atom
                               Berdasarkan  baku  mutu  kualitas  udara  ambien  ditentukan  baku  mutu  emisi
                         berdasarkan antisipasi bahwa dengan  emisi cemaran dibawah baku mutu dan adanya
                         proses  transportasi,  konversi,  dan  penghilangan  cemaran  maka  kualitas  udara  ambien
                         tidak akan  melampaui  baku  mutunya. Salah  satu contoh  baku  mutu  emisi  adalah untuk
                         Pembangkit Daya Uap dengan Bahan Bakar Batubara disajikan pada Tabel berikut ini.
                               Baku mutu emisi untuk pembangkit daya dengan bahan bakar batubara
                                    Parameter           Batas Maksimum mg/m     3
                                Partikulat total                   300
                                Sulfur dioksida                   1500
                                Nitrogen oksida                   1700
                                Disamping kualitas udara ambien, kualitas udara dalam ruangan   (indoor air
                           quality)  juga  merupakan  masalah  yang  perlu  mendapat  perhatian  karena  akan
                           berpengaruh  terhadap  kesehatan  manusia.  Timbulnya  kualitas  udara  dalam  ruangan
                           umumnya disebabkan oleh  beberapa  hal,  yaitu kurangnya  ventilasi udara (52%) adanya
                           sumber  kontaminasi  di  dalam  ruangan  (16%)  kontaminasi  dari  luar  ruangan  (10%),
                           mikroba  (5%),  bahan  material  bangunan  (4%),  lain-lain  (13%).  Sumber  pencemaran
                           udara dapat pula berasal dari aktifitas rumah tangga dari dapur yang berupa asap.
                           Menurut  beberapa  penelitian  pencemaran  udara  yang  bersumber  dari  dapur  telah
                           memberikan kontribusi yang besar terhadap penyakit ISPA.
                                Bila emisi  yang dikeluarkan dari suatu aktivitas tidak sesuai dengan baku  mutu
                           emisi,  perlu  dilakukan  pengendalian  terhadap  emisi  itu.  Berbagai  alat  pengendali  emisi
                           antara lain:
                           a.  Filter udara yang berguna untuk menyaring partikel yang ikut keluar pada cerobong
                              agar tidak ikut terlepas ke lingkungan.
                           b.  Pengendap silikon,  adalah pengendap partikel yang ikut dalam emisi dengan
                              pemanfaatan gaya sentrifugal dari partikel yang sengaja dihembuskan melalui tepi
                              dinding tabung silikon.
                           c.  Pengendap sistem gravitasi, berupa ruang panjang yang dialiri udara kotor secara
                              perlahan sehingga partikel akan mengendap akibat gaya beratnya sendiri.
                           d.  Pengendap elektrostatik, digunakan untuk pemisahan partikel dengan diameter di
                              bawah 5μm. Alat ini cocok untuk membersihkan udara kotor dalam volume yang
                              besar. Alat ini berupa tabung silinder yang bagian tengahnya diberi kawat yang
                              dialiri arus listrik. Udara kotor akan menjadi ion negatif dan tertarik ke dinding
                              tabung, udara bersih akan berlalu.
                           e.  Filter basah (scrubber), untuk memisahkan pencemar non partikel. Media pemisah
                              yang digunakan adalah larutan penyerap.
                           f.   Pengendalian khusus (menyaring gas SO2 , NOx , maupun VOCs).

                         2. Berbagai Cemaran Udara
                                  Pencemaran  udara  disebabkan  oleh  adanya  emisi.  Emisi  merupakan  jumlah
                             polutan  (pencemar)  yang  dikeluarkan  ke  udara  dalam  satuan  waktu  tertentu.  Emisi
                             dapat disebabkan oleh proses alam maupun kegiatan manusia. Emisi yang disebabkan

                                                                22
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29