Page 74 - RBDCNeat
P. 74
(Tenaga Kerja Wanita) di Jakarta.
Satu hari sebelum keberangkatan
Mama, aku dan A Oni, saudara
sepupuku, sedang bermain di
teras rumah nenek. Seorang
lelaki lewat di depan rumah dan
bertanya kepada sepupu saya,
“Ni, eta saha?” Saudaraku
menjawab dengan kepolosan
20
seorang anak, “Oh .... ieu?” Sambil
menunjuk ke arahku, “Ieu dulur urang.” “Dulur maneh siga
21
22
anu gelo,” kata orang itu lagi.
Ya Allah Ya Rabbi, mengapa ada orang yang tega
mengatakan itu? Aku juga tidak minta dilahirkan seperti ini.
Sepupuku dengan nada sedikit kesal menjawab, “Ulah kitu,
23
kieu-kieu oge dulur urang.”
Kesal dan sedih, aku lari ke dalam rumah dan mengadu
24
kepada nenek, “Mih, Eneng disebat anu gelo ku budak eta.”
Nenek langsung marah ketika mendengar cucu kesayangannya
disebut orang gila.
“Mana jelema na anu atos ngahina Eneng? Engke urang
carekan jelema na, sangenah na wae ka budak ieu nyebut nu
20
Oh... ini?
21
Ini saudara saya.
22
Saudaramu kayak orang gila.
23
Jangan gitu, gini-gini juga saudara saya.
24
Mih, Eneng disebut orang gila sama orang itu.
38 | Roda Berputar dalam Cahaya