Page 73 - RBDCNeat
P. 73
“Neng, Mama bade didamel di Arab nya? Neng, sareng
18
Amih,” bisik Mama kepadaku. Aku menundukkan kepalaku
dalam-dalam, tak bisa berkata apa-apa.
“Wios, lamun Eneng teu ngawidian Mama kanggo angkat
ka Arab, Mama mah bade tetep angkat. Neng ku Mama bade
ka Bapa keun, ameh cicing jeung indung tere.” 19
Terpaksa aku menganggukkan kepala walau hati ini
terasa berat. Rasanya aku tak akan sanggup berpisah jauh
dari Mama. Tapi aku tak mau tinggal bersama Mama tiri. Tidak
ada cara lain selain harus mengizinkan Mama bekerja di Arab
Saudi, apalagi Mama sudah mendapat restu dari nenek.
Nenek berharap, uang hasl Mama bekerja di sana dapat
digunakan untuk membeli rumah nenek, dan uang penjualan
rumahnya nanti bisa dibagikan ke anak-anaknya. Nenek ingin
tinggal bersama Mama, ingin bisa hidup tenang pada usianya
yang sudah tua.
12. Aku disebut Orang Gila
ekad Mama untuk bekerja di Arab Saudi sudah bulat
dan tidak ada satu pun yang bisa melarang niatnya ini,
Ttermasuk aku sebagai anaknya. Mama pun mengurus
semua keperluan keberangkatannya ke Arab Saudi. Setelah
19
persiapan selesai, Mama berangkat ke penampungan TKW
18
Neng, Ibu mau kerja di Arab ya? Neng nanti tinggal sama Amih. (Amih, panggilan
19
untuk nenek) Tidak apa-apa, walaupun Eneng tidak mengizinkan Ibu untuk pergi ke
Arab, Ibu akan tetap pergi ke sana. Neng akan Ibu kasihkan ke Ayah biar tinggal dengan
ibu tiri.
19
Ni, itu siapa?
Roda Berputar dalam Cahaya | 37