Page 12 - Monitoring Isu 24-30 Januari 2022
P. 12
ISU
3
PRESIDEN PERINTAHKAN
TEKAN IMPOR ENERGI,
GASIFIKASI BATU BARA JADI OPSI
Enam tahun lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan perintah hilirasi bahan
baku dan pengurangan impor. Termasuk pengurangan impor gas LPG dan hilirisasi batu
bara. Kini, perintah Jokowi itu mulai terjawab dengan adanya groundbreaking proyek
hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter (DME) di Muara Enim, Sumatera Selatan, pada
Senin, 24 Januari 2022, yang disinyalir dapat mengurangi nilai impor dan subsidi dari APBN
sekitar Rp7 triliun. Gasifikasi batu bara dinilai memperbaiki perekonomian Indonesia dari
sisi perbaikan neraca perdagangan, juga pemberdayaan industri lokal dan penyerapan
tenaga kerja.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadiala menjelaskan hilirisasi batu bara menjadi
DME ini mulai tampak jelas setelah penandatanganan nota kesepahaman dengan Air
Products di Dubai, Uni Emirat Arab pada November 2021. Investasi dengan nilai Rp33
triliun ini sepenuhnya dari Amerika Serikat. Sangat besar, investasi terbesar kedua setelah
Freeport. Bahlil menegaskan tidak ada alasan lagi untuk menolak hilirisasi. Pasalnya,
hilirisasi ini mengurangi impor dan Bahlil menjamin proyek ini dilakukan secara transparan
karena diawasi BPKP.
Berbagai pihak menilai energi alternatif ini memang membutuhkan investasi yang tidak
tanggung-tanggung bahkan bisa membebani APBN. Namun, dibangunnya industri
hilirisasi itu secara bertahap akan membuat Indonesia tidak lagi ketergantungan terhadap
importasi gas.
Sebelumnya, kajian lembaga asal Amerika Serikat (AS) Institute for Energy Economics
and Financial Analysis (IEEFA) juga menyebut proyek DME terlalu mahal dan tidak sesuai
dengan tujuan pemerintah mengurangi subsidi LPG. Sebab, hitungan biaya produksi
DME dua kali lipat lebih mahal daripada impor LPG. Berdasarkan kajian IEEFA, total biaya
untuk membangun fasilitas produksi DME adalah US$ 470 atau Rp 6,5 juta per
ton. Angka ini hampir dua kali lipat dari biaya yang pemerintah keluarkan untuk
mengimpor LPG. Lembaga itu memperkirakan proyek gasifikasi Bukit Asam
dapat menggerus penghematan impor LPG hingga Rp 266,7 miliar atau US$ 19
juta.
*)Kronologis lengkap ada di bagian lampiran
12

