Page 39 - Buku SKI XII MA
P. 39
A. Biografi Walisanga
Bagi masyarakat muslim Indonesia sebutan Walisanga memberikan makna
khusus terhadap keberadaan tokoh-tokoh yang berperan penting dalam pengembangan
Islam pada abad ke -15 hingga 16 Masehi di pulau Jawa. Kehadiran Walisanga
dengan ajaran-ajarannya memiliki pengaruh yang kuat dalam masyarakat Islam di
Jawa. Masyarakat Jawa memanggil Sunan kepada para Walisanga. Kata Sunan atau
Susuhunan berasal dari kata suhun-kasuhun-sinuhun berarti yang dijunjung tinggi/
dijunjung di atas kepala juga bermakna paduka yang mulia. Gelar atau sebutan Sunan
digunakan oleh para raja Mataram Islam sampai kerajaan Surakarta dewasa ini. Bagi
sebagian besar masyarakat Jawa, Walisanga dianggap memiliki nilai kekeramatan dan
kemampuan-kemampuan di luar kelaziman. Walisanga merupakan sembilan ulama
yang merupakan pelopor dan pejuang penyiaran Islam di Jawa pada abad XV dan XVI.
Masih terdapat perbedaan pendapat tentang nama-nama Walisanga. Namun yang lazim
disebut sebagai Walisanga adalah sebagai berikut:
No. Nama Wali Nama Lain
1. Sunan Gresik Maulana Malik Ibrahim
2. Sunan Ampel Raden Rahmatullah
3. Sunan Bonang Maulana Makhdum Ibrahim
4. Sunan Kalijaga Raden Mas Syahid
5. Sunan Giri Raden ‘Ainul Yaqin
6. Sunan Drajat Raden Qasim
7. Sunan Kudus Raden Ja’far Shadiq
8. Sunan Muria Raden Umar Said
9. Sunan Gunung Jati Raden Syarif Hidayatullah
Walisanga diterima dengan baik oleh masyarakat, karena kedatangan para wali
di tengah-tengah masyarakat Jawa tidak dipandang sebagai sebuah ancaman. Para
wali menggunakan unsur-unsur budaya lama (Hindu dan Buddha) sebagai media
dakwah. Dengan sabar sedikit demi sedikit Walisanga memasukkan nilai-nilai ajaran
Islam ke dalam unsur-unsur lama yang sudah berkembang. Perjuangan Walisanga
dalam dakwah nyaris tanpa konflik, karena Walisanga sangat halus dalam mengajar
masyarakat dan semua dilakukan dengan jalan damai.
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XII 27