Page 64 - Buku SKI XII MA
P. 64

banyak  memberikan  kontribusi  terhadap  proses  kemerdekaan  Negara  Kesatuan

                     Republik  Indonesia  dan  masih  eksis  sampai  sekarang  di  Daerah  Istimewa
                     Yogyakarta di bawah pimpinan Sri Sultan Hamengkubuwono.


                  4. Kerajaan (Kesultanan) Cirebon.

                           Kesultanan  Cirebon  berkuasa  pada  abad  XV  hingga  abad  XVI  M.  Letak

                     kesultanan Cirebon adalah di pantai utara pulau Jawa. Secara geografis berbatasan
                     antara Jawa Tengah dan Jawa Barat dan ini membuat kesultanan Cirebon menjadi

                     “perantara”  antara  kebudayaan  Jawa  dan  Sunda.  Sehingga,  di  Cirebon  muncul

                     budaya  yang  khas,  yaitu  kebudayaan  Cirebon  yang  tidak  didominasi  oleh
                     kebudayaan Sunda maupun kebudayaan Jawa.

                           Kesultanan Cirebon dimulai dari Ki Gedeng Tapa, yaitu seorang saudagar di

                     pelabuhan  Muarajati.  Pondasi  Kesultanan  Cirebon  dimulai  tanggal  1  Sura  1358
                     tahun Jawa atau bertepatan dengan tahun 1445 M dan mulai saat itu menjadi daerah

                     yang terkenal dengan nama desa Caruban. Kuwu atau Kepala desa pertama adalah
                     Ki  Gedeng  Alangalang  dan  wakilnya  adalah  Walangsungsang.  Walangsungsang

                     adalah putra Prabu Siliwangi dan  Nyi Mas Subanglarang (putri Ki Gedeng Tapa).
                     Walangsungsang  yang  bergelar  Cakrabumi  diangkat  menjadi  Kuwu  setelah  Ki

                     Gedeng  Alang-alang  meninggal,  kemudian  bergelar  Pangeran  Cakrabuana.

                           Pangeran  Cakrabuana  mendirikan  istana  Pakungwati,  dan  membentuk
                     pemerintahan  Cirebon.  Dengan  demikian  kesultanan  Cirebon  didirikan  oleh

                     pangeran Cakrabuana. Seusai menunaikan ibadah haji, Pangeran Cakrabuana disebut
                     Haji  Abdullah  Iman,  dan  tampil  sebagai  raja  Cirebon  pertama  yang  memerintah

                     istana Pakungwati, serta aktif menyebarkan Islam.
                           Pada  tahun  1479  M,  kedudukan  Pangeran  Cakrabuana  digantikan  oleh

                     keponakannya  yang  bernama  Syarif  Hidayatullah  (1448-1568  M).  Setelah  wafat,

                     Syarif  Hidayatullah  dikenal  dengan  nama  Sunan  Gunung  Jati,  atau  juga  bergelar
                     Ingkang  Sinuhun  Kanjeng  Jati  Purba  Penetep  Panatagama  Awlya  Allah  Kutubid

                     Jaman Khalifatu Rasulullah. Pada  perkembangan  berikutnya  ternyata  banyak  yang

                     meyakini bahwa Syarif Hidayatullah adalah pendiri dinasti kesultanan Cirebon dan
                     Banten,  kemudian  menyebarkan  Islam  di  Majalengka,  Kuningan,  Kawali  Galuh,

                     Sunda  Kelapa,  dan  Banten.  Syarif  Hidayatullah  wafat  pada  tahun  1568, terjadilah
                     kekosongan  jabatan  pimpinan  tertinggi  kerajaan  Islam  Cirebon.  Kosongnya

                     kekuasaan itu kemudian diisi oleh Fatahillah yang kemudian naik tahta, secara resmi






               52   SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XII
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69