Page 20 - PENDIDIKAN SEKSUAL SERIES 1
P. 20
3. Mitos
Remaja dengan Disabilitas Tidak Mampu Memahami Pendidikan Seks
Ada kepercayaan keliru bahwa remaja dengan disabilitas intelektual
terlalu terbatas untuk memahami konsep-konsep tentang seksualitas.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang
disesuaikan — menggunakan bahasa sederhana, alat bantu visual, latihan
nyata, serta pengulangan — remaja dengan disabilitas intelektual mampu
memahami informasi penting tentang tubuh, batasan pribadi, serta
keselamatan diri (Schmidt et al., 2021; Löfgren-Mårtenson & Ouis, 2018).
Ketidakmampuan memahami bukan terletak pada anak, melainkan pada
ketidakcocokan metode penyampaian yang digunakan. Karena itu,
pendidikan yang disesuaikan menjadi sangat penting.
4. Fakta
Remaja dengan Disabilitas Intelektual Membutuhkan Pendidikan Seks
yang Sesuai
Penelitian menyimpulkan bahwa remaja dengan disabilitas intelektual
sangat membutuhkan pendidikan seks yang komprehensif dan
berkelanjutan (Nelson et al., 2020; Colarossi et al., 2023). Tanpa pendidikan
yang memadai, mereka berisiko lebih tinggi mengalami kekerasan seksual,
kesalahpahaman tentang tubuh dan hubungan, serta keterbatasan dalam
membangun relasi sosial yang sehat. Selain itu, ketidaknyamanan orang
tua atau pengasuh dalam membicarakan isu seksual dapat memperburuk
ketidaktahuan anak, membatasi perkembangan emosi, serta
mempersempit peluang anak untuk menjalin hubungan sosial yang aman
dan positif.
Dengan pendidikan seks yang sesuai dan dukungan yang konsisten,
remaja dengan disabilitas intelektual dapat tumbuh menjadi individu
yang mandiri, percaya diri, dan mampu menjaga dirinya dalam berbagai
situasi.
Parent As Teacher 16

