Page 37 - Pengenalan Sel_Dita & Vazella
P. 37
Kultur jaringan didasari teori totipotensi sel oleh Schwann dan
Schleiden (1838) yang menyatakan setiap sel tumbuhan memiliki
informasi genetik untuk membentuk tanaman lengkap dalam kondisi
tepat. Penemuan zat pengatur tumbuh oleh Skoog dan Miller (1957)
memperkuat peran hormon sitokinin dan auksin dalam regenerasi tunas
dan akar secara in vitro.
Manfaat Kultur Jaringan:
1. erbanyakan bibit unggul: Memperoleh bibit tanaman unggul secara
cepat dan massal dengan sifat identik induknya.
* Pemuliaan tanaman: Meningkatkan keragaman genetik melalui induksi
variasi somaklonal dan induksi mutasi.
2. Bioteknologi tanaman: Meregenerasikan sel tanaman yang telah
direkayasa genetik menjadi tanaman transgenik.
3. engendalian penyakit tanaman: Menghasilkan tanaman bebas patogen
melalui kultur meristem.
4. Konservasi: Memperbanyak tanaman langka atau menyimpan plasma
nutfah.
Teknik Kultur Jaringan yang Umum Digunakan:
1. Teknik kultur tunas: Memperbanyak tunas dari eksplan (bagian
tanaman) untuk menghasilkan bibit baru.
2. Teknik organogenesis: Membentuk organ baru seperti tunas, akar, dan
daun dari eksplan.
3. Teknik somatik embryogenesis: Mengubah sel vegetatif menjadi embrio
somatik yang dapat berkembang menjadi tanaman lengkap.
Kesimpulan:
Kultur jaringan merupakan teknik bioteknologi penting dengan
berbagai manfaat dalam bidang pertanian, pemuliaan tanaman,
bioteknologi, pengendalian penyakit tanaman, dan konservasi. Teknik
kultur tunas, organogenesis, dan somatik embryogenesis adalah beberapa
teknik umum yang digunakan untuk menghasilkan bibit tanaman
berkualitas.
30