Page 20 - E-Modul Kajian Masyarakat Indonesia
P. 20
Berbeda dengan pandangan fungsionalisme yang menekankan stabilitas,
teori tindakan sosial yang dipopulerkan oleh Max Weber berfokus pada peran
individu dalam menciptakan perubahan sosial. Weber berpendapat bahwa
perubahan sosial tidak hanya dapat dijelaskan oleh struktur sosial yang ada,
tetapi juga oleh tindakan individu yang dipengaruhi oleh nilai-nilai, tujuan, dan
keyakinan mereka.
Weber menekankan pentingnya tindakan sosial rasional, di mana individu
membuat keputusan berdasarkan pertimbangan rasional untuk mencapai tujuan
tertentu, yang kemudian dapat mempengaruhi perubahan sosial. Pandangan ini
menyoroti pentingnya ideologi dan budaya dalam memotivasi perubahan, serta
peran agen perubahan individu yang memiliki kesadaran dan komitmen terhadap
perubahan sosial yang mereka inginkan.
Teori modernisasi juga sering digunakan untuk menjelaskan perubahan
sosial, terutama dalam konteks transisi dari masyarakat tradisional ke
masyarakat modern. Teori ini berpendapat bahwa perubahan sosial budaya di
negara-negara berkembang akan mengikuti pola yang sama seperti yang terjadi
di negara-negara maju. Modernisasi mencakup proses adopsi teknologi,
peningkatan pendidikan, industrialisasi, dan urbanisasi yang dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan membawa mereka ke tingkat perkembangan
yang lebih tinggi.
Teori ini sering dikritik karena dianggap terlalu deterministik dan tidak
memperhitungkan keberagaman budaya serta konteks sosial-politik yang ada di
negara-negara berkembang. Meskipun demikian, teori modernisasi tetap
19