Page 93 - KUMPULAN CERPEN X-DKV 2
P. 93

“Ohh, nggak apa apa kok Kia. Saya lihat muka kamu merah gitu kemarin,
               udah pasti kamu malu hehe.” Pak Riyo menjawab sambil tersenyum. “Ehh, jadi

               malu saya pak.” Aku tersipu malu. Pak Riyo tersenyum melihatku.

                     Aku dan Pak Riyo melanjutkan pembicaraan setelah itu.

                     Sore hari tiba, ini adalah jam terakhir, Saat itu jam Pak Riyo mengajar
               dikelas, aku memperhatikan materi yang disampaikannya. Disela-sela
               memerhatikannya, lagi-lagi aku dibuat bingung. Selama jam pelajaran
               berlangsung, tidak sengaja tatapan kami sering bertemu membuat pipiku memerah
               sehingga aku memalingkan wajah dan saat aku menatap kedepan…dia

               TERSENYUM???

                     Bel pulang berbunyi, semua murid bersiap-siap untuk pulang. Semua murid
               keluar dari kelas dan menuju gerbang sekolah untuk pulang. Aku menunggu di
               depan kelas, Murid-murid berhamburan keluar gerbang, membuat ku malas untuk
               keluar gerbang sehingga aku menunggu didepan kelas terlebih dahulu. “Eh Kia,
               aku duluan ya.” Temanku pergi meninggalkan ku didepan kelas sendirian. Didalam

               kelas hanya tersisa Pak Riyo. Pak Riyo nampak sedang bersiap siap untuk pulang
               dan tampak kesulitan membawa barang yang begitu banyak. Aku segera masuk
               dan menolong Pak Riyo, “Pak, ada yang bisa saya bantu?” Tanya aku. “Oh iya ini,
               tolongin saya bawa buku-buku ini ke ruang guru.” Pak Riyo meminta tolong
               padaku. Aku menolong pak Riyo membawakan buku-buku itu ke ruang guru.

               “Makasih ya Kia sudah bantu saya bawa buku-bukunya.” Pak Riyo berterima
               kasih.“Iya pak sama-sama.” Aku menjawab sambil tersenyum. “Oh iya, kamu
               dijemput atau gimana?” Tanya Pak Riyo. “Saya naik angkot sih pak biasanya.”
               Jawab aku. “Mau bareng sama saya?” Tanya pak Riyo sambil tersenyum. “Eh
               gausah pak, saya nggak mau ngerepotin.” Jawab aku. “Nggak apa-apa, nanti
               kesorean kasian kamu. Ayo!” Pak Riyo mengajak ku. Akhirnya aku pulang diantar
               oleh Pak Riyo. Sesampainya dirumah Pak Riyo berpamitan dengan ku dan orang

               tua ku. Perasaanku semakin bingung dan mulai aneh, aku merasa senang tetapi aku
               juga merasa bingung.









                                                                                                           92
   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98