Page 83 - Projek Buku B5
P. 83

Sembah         : “Ambil tanah itu. Oleskan ke bagian yang patah.”
            Dalem

            Sekar          : “Tanah  ini…  seolah  bisa  menyambungkan  bambunya
            Karembong        kembali.”

            Sembah         : (heran)  “Bambunya  utuh  lagi,  tempat  ini  akan  disebut
            Dalem            Sambong, tempat sambungan yang aneh tapi nyata.”


            Sekar          : “Tanah ini kita ambil dari bukit kecil, mungkin tempat ini
            Karembong         akan disebut Mangkubumi.”

            (Mereka sampai di bukit dan meletakkan jenazah Eyang Prabudilaya.)



            Sekar          : (menunduk) “Di sinilah kita menguburkannya. Semoga
            Karembong         arwahnya tenang.”


            Sembah         : (menangis)  “Aku  merasa  kita  tidak  bisa  lari  dari  apa
            Dalem            yang telah terjadi.”


            Sekar          : “Kita  sudah  memilih  jalan  ini.  Sekarang  semua  hanya
            Karembong        tinggal kenangan.”

            (Warga 1 dan Warga 2 muncul dari sisi panggung. Mereka berdiri di tepi
            danau, berbisik satu sama lain.)

            Warga 1        : “Aku  dengar,  dua  wanita  pernah  menangis  di  tengah
                             danau ini. Konon, mereka menyesal atas apa yang telah
                             mereka lakukan.”

            Warga 2        : “Ya. Air Situ Gede konon berubah merah setiap malam.
                              Katanya, itu darah dari masa lalu.”


            Warga 1        : “Danau  ini  menjadi  saksi  dari  kisah  sedih  yang  tidak
                             pernah dilupakan.”

            Warga 2        : “Seperti kutukan yang akan terus hidup di antara kabut
                             dan air yang tenang.”











                                                 77
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88