Page 81 - Projek Buku B5
P. 81

Air Mata Situ Gede

                                                   Teks     drama     Air    Mata      Situ
                                                   Gedemerupakan  hasil  alih  wahana
                                                   dari  Legenda  Danau  Situ  Gede.
                                                   Drama  ini  menghidupkan  kembali
                                                   kisah  sedih  dan  penuh  misteri
                                                   tentang     asal-usul    terbentuknya
                                                   danau  tersebut.  Berikut  teks  drama
                                                   hasil  alih  wahana  dari  Legenda
                                                   Danau Situ Gede.

           (Di tengah panggung, Eyang Prabudilaya duduk bersila sedang bertapa.
           Sekar  Karembong  dan  Sembah  Dalem  masuk  dari  sisi  panggung.  Wajah
           mereka terlihat gelisah.)

            Sekar          : (mendekat)  “Sudah  tiga  bulan,  Prabudilaya  belum  juga
            Karembong        kembali. Kau tahu ke mana dia pergi?”


            Sembah         : (cemas)  “Aku  juga  tidak  tahu.  Mungkin  terjadi  sesuatu
            Dalem            padanya.”


            Sekar          : (ragu) “Jangan-jangan dia bersama wanita lain.”
            Karembong

            Sembah         : (terkejut) “Jangan berpikir begitu. Tapi kenapa dia selalu
            Dalem            pergi lama sekali?”

            Sekar          : “Kalau  dia  benar-benar  mencintai  kita,  seharusnya  dia
            Karembong        tidak pergi tanpa kabar.”


            Sembah         : (menunduk) “Aku takut ada hal buruk yang terjadi.”
            Dalem


            Sekar          : (teguh)  “Aku  akan  mencari  tahu.  Aku  tidak  mau  diam
            Karembong        saja!”

            (Lampu redup. Eyang Prabudilaya masuk ke panggung dengan langkah
            pelan dan wajah lelah.)

            Eyang          : “Kalian… aku sudah kembali.”
            Prabudilaya








                                                 75
   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86