Page 27 - BUKU AJAR SKRIPSI
P. 27
mata yang terus membasahi pipinya. “Yah, bagaimana ini
bunda tidak mau mengorbankan pendidikan Bumi dia lebih
penting dari seluruh harta yang kita miliki,” kata bunda
menatap ayah.
“Sudah jangan mulai, Ayah janji akan mencari uang agar
bisa melunasi hutang-hutang kita bund.. sabar saja
semoga Allah membantu kita”.
Kata Ayah menguatkan bunda dan segera mengangkat
tubuh bunda untuk duduk di atas kursi, Dengan kaki
gemetar ku hampiri kedua orang tuaku.
“Bunda..Ayah..apa yang terjadi ?” kataku seolah -olah tak
mengetahui apapun, “Tidak terjadi apa-apa nak, Sudah
sekarang Bumi bersiap–siap kan mau berangkat
kesekolah” kata Bunda menenangkan, lalu segera kuraih
tas dan ambil kunci motorku setelah itu aku berpamitan
kepada Ayah dan Bunda.
“yah, doain bumi ya insyaallah bumi akan membanggakan
ayah dan bunda dengan kemampuan bumi sendiri” kataku
dengan penuh keyakinan.
Ku nyalakan mesin motor ku dan melesat pergi membelah
jalanan kosong di pagi hari yang cukup terik di pagi ini.
Ada sekilas rasa kesal terhadap orang yang telah datang
ke rumah ku dan di saat itu juga aku melihat seseorang
dipukuli diantara jalan kosongnya gang yang saat itu tak
sengaja ku lewati, dengan hati-hati aku memperhatikan
apa yang terjadi ternyata orang itu dipukuli karena
dipaksa untuk mengeluarkan uang yang dia miliki.
Dengan langkah gontai ia berusaha untuk menghindari
pukulan yang terus-menerus mendarat diwajahnya,
sebenarnya aku tak tega melihat yang sudah terluka
seperti itu, Tapi aku tak punya keahlian membela diri,
12