Page 8 - Tomanurun
P. 8
Polo Padang merasa heran. Sudah bertahun-tahun ia
berkebun di tengah hutan itu, tetapi baru kali ini kebunnya
dirusak orang. Jika dilihat dari kerusakan yang ada, tidak
mungkin ini ulah binatang liar. Ia yakin ini perbuatan satu
atau beberapa orang.
Seingatnya ia tidak memiliki musuh di kampung ini,
atau mungkinkah ada orang yang merasa iri melihat hasil
kebunnya yang selalu berlimpah?
Polo Padang melamun hingga tak menyadari matahari
telah bergeser naik ke atas ubun-ubun. Dilapnya keringat
yang mulai menetes di dahinya. Ia bertekad akan berjaga-
jaga di kebunnya nanti malam untuk meringkus pelaku
perusakan itu.
Saat malam menjelang, Polo Padang menunggu di dalam
pondoknya sambil menyeruput segelas kopi. Pondok kecil di
tengah kebun itu tidak berdinding, hanya terdiri atas empat
buah tiang kayu beratap rumbia tetapi terlindung oleh sebuah
pohon besar sehingga cocok untuk tempat persembunyian.
Sepanjang malam itu Polo Padang tidak memicingkan mata
sedikit pun, meski hawa dingin membuatnya ingin beranjak
menuju pembaringan.
2