Page 12 - Tomanurun
P. 12

isak karena kedua kakaknya harus  segera kembali  ke
            kayangan. Putri Sulung  dan Putri Tengah memeluk  tubuh

            Putri Bungsu erat-erat sambil berurai air mata.

                “Maafkan kami, Dik. Kami harus meninggalkanmu di sini.
            Kau tidak bisa terbang ke langit tanpa selendangmu,” kata

            Putri Sulung.

                Kemudian kedua kakaknya segera terbang ke langit dan
            hilang  dari  pandangan. Putri Bungsu  meratapi  kepergian

            mereka serta nasibnya yang malang.  Ia khawatir kedua
            kakaknya itu akan dihukum ayahanda sesampainya mereka
            di istana.


                “Kakak-kakakku  sayang,  aku  akan  sangat  merindukan
            kalian,” bisik Putri Bungsu lirih sambil memandang langit.

                Ia  duduk  di atas  tanah  yang  lembab  sambil  menangis.

            Polo Padang mendekatinya diam-diam.  Karena larut
            dengan kesedihannya, sang bidadari  tak  sadar  bahwa
            seorang pemuda gagah telah berdiri di hadapannya. Ketika
            ia mengangkat  wajahnya  barulah  ia menyadari kehadiran

            pemuda itu. Sang bidadari terkejut. Ia refleks mengerutkan
            tubuh dan mundur karena ketakutan.

                 “Siapa kau?” teriaknya panik. “Tolong jangan sakiti aku!”






                                          6
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17