Page 10 - Raja Rokan
P. 10

Sorak-sorai para  petaruh  seakan  merobohkan  panggung
            tempat penonton. Di antara penonton, ada yang membawa gong,
            tambur, dan gendang yang ditabuh bertalu-talu untuk memberi
            semangat  kepada  ayam  aduan.  Akhirnya,  si Kumbang  berhasil
            melukai leher lawannya.
                Gemuruh sorak penonton membahana, “Hore, hore, hore, si
            Kumbang menang!”

                Petaruh yang menjagokan si Kumbang turun ke gelanggang
            sambil menari-nari kegirangan.

                Sutan  Seri Alam  dan Bujang  Tuo tidak  langsung  pulang  ke
            istana.  Mereka  merayakan  kemenangan.  Teman  bermain  Sutan
            Seri Alam ikut merayakan kemenangan itu, “Ayo, Paman Bujang
            Tuo dan teman-teman, hari ini kita minum serta makan sepuas-
            puasnya. Aku yang bayar. Aku banyak uang hari ini.”
                “Terima kasih, Tuan. Ayo, Anak-Anak, hari ini kita pesta besar,”
            demikian ujar Paman Bujong Tuo.

                Berbotol-botol tuak mereka minum. Makanan yang dijual di
            kedai mereka beli semua. Lemang, tapai, kue bugis, onde-onde,
            satu per satu berpindah ke perut mereka. Pemilik kedai pun ikut
            senang.
                “Mimpi apa aku semalam?” gumam pemilik kedai. Keuntungan
            hari ini berlipat ganda daripada biasanya.

                Rombongan Sutan Seri Alam baru pulang menjelang matahari
            terbenam. Dengan mengendap-endap, mereka masuk lewat pintu
            belakang  istana.  Sutan  Seri Alam  tidak  ingin kedatangannya
            diketahui ibunya.
                “Diam, Kumbang! Jangan bersuara, nanti  ibuku mengetahui
            kedatanganku!” bisik Sutan Seri Alam kepada ayam jantannya.

                “Dari mana Tuan Muda, sesore ini baru pulang?”





                                          3
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15