Page 15 - Raja Rokan
P. 15
Para raja, terutama raja muda yang masih lajang diperkenankan
memilih gadis-gadis itu sebagai calon istrinya. Gadis penari itu
datang dari berbagai penjuru negeri.
Upacara pertunjukan itu sengaja digelar oleh Raja Putri
sebagai ajang pergaulan bagi raja-raja yang masih lajang. Selain
tamu kerajaan, rakyat juga diizinkan menyaksikan tarian yang
lemah gemulai nan memesona itu. Mereka duduk rapi dalam
bentuk setengah lingkaran di tempat yang agak jauh dari panggung
kehormatan.
Dalam suasana kemeriahan acara syukuran itu, Putri Sangka
Bulan kadang-kadang tampak bersedih.
“Apa gunanya semua kemeriahan dan kemegahan ini?
Mampukah anak sulungku kelak menggantikan kedudukanku
sebagai raja yang lebih baik daripada aku?”
Ia kecewa menghadapi putra sulungnya yang akhir-akhir
ini semakin susah diatur. Dalam setiap kesempatan, ia berdoa
memohon ketabahan.
“Ya Tuhan...kuatkanlah imanku untuk membimbing anak-
anakku. Jauhkan aku dari keputusasaan!” Demikian doa Putri
Sangka Bulan.
Tiba-tiba ia tersentak dari lamunannya ketika putri bungsunya
menghampirinya. Putri Sangka Bulan segera menyunggingkan
senyum agar tidak terlihat kesedihannya.
“Ada yang Ibunda risaukan? Sepertinya Ibunda
menyembunyikan kesedihan. Aku mengerti, Ibu kecewa dengan
sikap kakak. Masih banyak putra Ibu yang lain. Ada aku, Bu!”
Raja Putri tetap menyembunyikan kesedihannya. Ia berupaya
tampak perkasa di hadapan putrinya.
Malam makin larut. Pertemuan itu pun selesai. Para raja
tetangga mohon diri kepada Raja Putri Sangka Bulan.
8