Page 20 - Raja Rokan
P. 20
“Untunglah ibunya sangat tabah menghadapi kenakalan anak
sulungnya itu.”
Kemudian, orang tua itu memapah Putri Sangka Bulan lalu
mendudukkannya di kursi. Setelah Sutan Seri Alam dan adik-
adiknya pergi, tinggallah Sutan Pamuncak bersama Raja Putri.
Sultan Pamuncak mulai berbicara.
“Aku kagum kepadamu, Tuan Putri, kau memang tabah. Anak
itu hanya titipan Tuhan. Jika Tuhan menghendakinya tumbuh di
luar pengawasanmu, Tuan Putri harus ikhlas. Mungkin dengan
cara itu Sutan Seri Alam akan memperoleh pengalaman sehingga
bisa mengubah tingkah lakunya dari anak yang bengal menjadi
anak yang baik serta berguna bagi sesama. Bukankah pengalaman
itu guru yang paling baik? Ia akan mematangkan jiwanya di tengah
masyarakat. Harapan hamba...Sang Putri tetap mendoakan dia
agar tetap dilindungi oleh Tuhan Yang Mahakuasa.” Demikian
kata-kata nasihat Sutan Pamuncak pada Putri Sangka Bulan.
“Perkataan Paman memang benar. Selama ini aku merasa
berdosa telah mengabaikannya sehingga ia menjadi anak
berandal,” keluh sang Putri.
Ia hampir menangis. Matanya tampak memerah.
“Menangislah, Sang Putri. Hatimu akan lega. Tugasmu sebagai
seorang raja besar memang berat. Ingatlah, dia bukan anakmu
satu-satunya. Keenam anakmu yang lain berkelakuan baik. Satu di
antara mereka akan menggantikan kedudukanmu kelak. Mereka
lebih baik daripada kakak sulungnya. Aku telah mendidik Sutan
Sakti Alam sebagai pengganti kakaknya. Aku juga telah mengutus
tiga orang muridku yang tangguh untuk menyamar masuk ke
dalam kelompok anak berandal itu. Mereka ikut membaur dalam
rombongan Sutan Seri Alam. Aku yakin bahwa Sutan Seri Alam
dapat menimba ilmu dari ketiga muridku yang pintar itu.”
Setelah mendengar perkataan Sutan Pamuncak, Putri
Sangka Bulan makin yakin bahwa putranya akan selamat dalam
pengembaraannya.
13