Page 25 - Raja Rokan
P. 25
Di tempat ini mereka berhenti, lalu mendirikan gubuk.
Sebagian dari mereka bergegas mencari kayu bakar dan ada yang
mencoba berburu binatang.
“Jangan jauh-jauh, nanti kau tersesat!” ujar seorang anggota
rombongan mengingatkan kawannya agar tetap selamat.
Ada sepuluh orang anggota rombongan menerobos masuk
ke bagian hutan yang lebih dalam. Ternyata hutan itu banyak
ditumbuhi pohon keras, seperti damar, mahoni, dan sawo. Tiba-
tiba mereka mendengar suara gesekan dedaunan.
“Kawan, tampaknya ada seekor binatang melintas di dekat
kita,” kata pemimpin rombongan.
Benar dugaan mereka. Seekor kijang jantan sedang
kebingungan mencari akal untuk lari. Mereka mencoba
membidiknya. Satu...dua...tiga...anak panah melesat. Akhirnya,
lemparan anak panah mengenai kijang jantan itu. Nasib baik,
mereka memperoleh seekor kijang jantan yang gemuk. Dengan
tangkas seorang anggota rombongan mengeluarkan parangnya.
“Wah, kita bakal makan daging kijang!” ucap seorang yang
membawa parang.
Sutan Seri Alam mengusulkan agar daging kijang itu tidak
dihabiskan. Separuh dari daging itu diiris tipis dan dijemur,
lalu dibuat dendeng sehingga bisa dijadikan lauk selama dalam
perjalanan.
“Benar, Sutan. Kita harus berhemat,” jawab yang lain.
Mereka menyadari perjalanan yang ditempuh masih cukup
jauh. Dengan cekatan, mereka melakukan tugasnya masing-
masing. Para wanita sibuk mempersiapkan nasi dan lauk untuk
makan malam. Salah seorang mengejek kawannya, “Wah...kita ini
mau makan siang atau makan malam ya? Ha...ha...ha...ha”
18