Page 50 - Misteri Banteng Wulung
P. 50

banteng  terluka.  Sepakan  dan  terjangan  kedua  kaki
           belakang serta serudukannya melemparkan siapa saja yang
           kebetulan berada di dekatnya. Hebatnya, binatang itu seperti

           mengetahui siapa kawan dan siapa lawan. Beberapa prajurit
           Raja Jonggring mencoba menombak dan memanah dari
           jauh. Akan tetapi, ternyata Banteng Wulung itu sangat sakti.
           Kulitnya yang legam tidak tembus oleh runcingnya mata

           tombak dan anak panah. Tidak jauh dari Banteng Wulung
           tampak seorang pemuda gagah duduk di atas pelana kuda
           hitam kecoklatan. la tidak turut mengamuk. Sorot matanya
           yang tajam seperti  mencari  seseorang di  antara ribuan

           prajurit yang saling beradu senjata.

                “Hem..., agaknya Raja Jonggring tidak jera setelah aku
           hajar beberapa  waktu  lalu,”  gumam  Raden Jaya  Purnama

           ketika  melihat  Raja  Jonggring tengah  mengamuk  di arena
           pertempuran.

                “Hai, Jaya Purnama. Sungguh malang nasibmu. Pada hari

           ini aku tidak akan segan-segan untuk  menghancurkanmu.
           Ayo, keluarkan kesaktianmu,” kata  Raja Jonggring  dengan
           senyum mengejek.


                Setelah berkata demikian Raja Jonggring mengayunkan
           pedangnya yang tajam ke arah leher Raden Jaya Purnama.
           Ayunan pedang dengan tenaga sakti itu meluncur deras dan
           menciptakan hawa panas luar  biasa. Raden Jaya Purnama




                                         43
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55