Page 51 - Misteri Banteng Wulung
P. 51

yang  mengetahui  datangnya  bahaya  itu,  segera  meloncat
             dari  atas  punggung  kudanya. Kini ia telah berdiri  di atas
             tanah menanti serangan selanjutnya dari Raja Jonggring.


                  Melihat  lawannya  telah  menanti  di  atas  tanah,
             Raja  Jonggring  mengirimkan  tendangan  maut  sambil
             meloncat  dari atas  punggung  kudanya.  Serangan,  kilat  itu

             sungguh berbahaya. Dengan mudah Raden Jaya Purnama
             menghindari  serangan itu. Tepat ketika kaki kanan Raja
             Jonggring berada di atas kepala Raden Jaya Purnama, sisi
             telapak  tangan  kirinya  menghantam  kaki  tersebut. Raden

             Jaya Purnama yang tidak ingin main-main menghadapi
             lawan kuat  menyalurkan seluruh tenaga saktinya melalui
             sisi  telapak  tangan  kirinya.  Sementara  itu,  Raja  Jonggring
             yang tidak sempat menarik kakinya segera mengerahkan

             seluruh kekebalan tubuh di kaki kanannya. “Plak...”

                  Pukulan  itu tampaknya tidak terlalu  keras. Akan
             tetapi, akibatnya sangat  luar biasa. Tubuh Raja  Jonggring

             terpelanting ke udara dan jatuh terjerembab ke atas tanah.
             Dengan tertatih-tatih  Raja  Jonggring mencoba berdiri.
             Wajahnya semakin merah mengerikan. Matanya mendelik
             seperti hendak  menelan Raden Jaya  Purnama. Sambil

             menggeram dan menahan rasa sakit, Raja Jonggring lantas
             menyerang dengan penuh nafsu amarah.







                                         44
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56