Page 37 - Pengeran Indra Bangsawan
P. 37
Panah, parang, dan berbagai senjata yang dimiliki rakyat
banyak yang tertancap di tubuh raksasa. Namun, raksasa itu
belum juga roboh. Ia semakin mengamuk dan merusak apa yang
ada di hadapannya. Ia sangat marah karena keinginannya belum
tercapai.
Peperangan antara raksasa dengan rakyat terjadi tidak
seimbang. Banyak rakyat dan hulubalang kerajaan yang jatuh
dan terluka. Begitu juga dengan Anak Raja Sembilan, ia terluka
dan belum mampu mengalahkan raksasa. Sementara itu, raksasa
masih menampakkan kekuatan yang sangat dahsyat, seakan-akan
ia mempunyai tenaga ganda dan tidak dapat mati.
Di tengah peperangan yang semakin tak seimbang itu,
tiba-tiba datanglah seorang pemuda yang gagah perkasa dengan
kuda saktinya. Pemuda itu tidak lain adalah Pangeran Indra
Bangsawan. Rakyat tidak mengenali siapa pemuda itu. Dengan
senjata panah dan pedang, ia langsung menemui raksasa yang
sedang mengamuk.
Pangeran duduk dengan gagah di atas kuda saktinya.
Tangan kanannya menghunus pedang panjang. Dari kejauhan
pedang itu menampakkan kilauannya. Tampak pedang itu tajam
sekali. Sementara itu, tangan kirinya memegang busur dan di
punggung pangeran bersandar anak-anak panah yang tertata rapi
di dalam sarungnya. Ujung-ujung anak panah itu kelihatannya
runcing sekali.
30