Page 38 - Pengeran Indra Bangsawan
P. 38
Dengan kecepatan yang tinggi, kuda itu menerjang
raksasa. Sementara itu, pangeran yang berada di atas kudanya
bersiap dengan pedang panjang yang akan menghunus raksasa.
“Ah..., wah ...” teriak raksasa.
Pangeran berhasil menusukkan pedangnya ke mata
raksasa. Raksasa berontak dan melawan. Dengan sekuat tenaga ia
bermaksud menangkap pangeran. Namun, kuda sakti milik nenek
itu bukan tandingannya. Dengan gerakan yang lincah, kuda itu
dapat menghindar.
Pangeran melompat dari kudanya, seakan-akan kuda itu
memberi kesempatan kepada tuannya untuk bertarung sendiri.
Kuda sakti seakan-akan juga tahu bahaya yang mengancam dirinya
sehingga kuda sakti itu lari menghindari lemparan-lemparan batu
raksasa.
Kemudian, pangeran mulai menyerang raksasa dengan
pedang dan panah-panahnya. Ketika panah itu menancap di
tubuhnya, raksasa itu berusaha mencabutnya. Anak-anak panah
itu berhasil dicabut dan dilemparkan kembali ke tubuh pangeran.
Dengan gerakan yang cepat dan tepat, pangeran dapat menghindar.
Secara tiba-tiba ia sudah berada kembali di atas kuda. Sungguh
hebat ilmu perang pangeran.
“Ha, siapakah pemuda berkuda itu? Gagah sekali dia. Hebat
sekali ilmu perangnya dan ..., dan ..., tangkas sekali ia memainkan
senjata panah dan pedang-pedangnya,” kata Anak Raja Sembilan
dengan heran.
31