Page 39 - Pengeran Indra Bangsawan
P. 39
“Entahlah aku baru melihatnya sekarang. Siapakah
sebenarnya dia? Hebat sekali ilmu yang dimilikinya. Semoga ia
dapat mengalahkan raksasa itu!” kata temannya.
“Baik, kalau begitu kita mundur saja. Biarkan pemuda
itu yang menghadapi raksasa. Kelihatannya pertarungan antara
pemuda dan raksasa akan seimbang, kata hulubalang kerajaan.
Panah dan pedang dimainkan pangeran dengan sangat
baik dan lincah. Satu, dua anak panahnya berhasil menancap
di kedua hidung raksasa. Lalu, raksasa berteriak kesakitan. Ia
berusaha mengeluarkan anak-anak panah itu. Namun, tidak
berhasil.
Raja Kabir dengan diantar oleh rombongan pergi menuju
lapangan tempat pertarungan terjadi. Raja ingin melihat pemuda
itu karena raja tertarik dengan cerita hulubalang kerajaan yang
mengatakan bahwa pemuda itu sangat hebat.
Sesampainya di lapangan, raja tidak melihat pemuda
itu bertarung. Ia hanya melihat raksasa sudah roboh. Tubuhnya
telentang di tanah. Banyak panah sudah menancap di tubuh
raksasa itu. Raja Kabir memperhatikan seluruh tubuh raksasa.
Ternyata, ketujuh hidung dan ketujuh mulutnya sudah tidak ada.
Ada seseorang yang telah menyayatnya. Raja memerintahkan
para pengawalnya untuk mengubur raksasa jahat itu.
Ketika bertarung melawan raksasa, Pangeran Indra
Bangsawan telah memanah ketujuh hidung dan ketujuh mulutnya.
Lalu, dengan gerakan yang sangat cepat sekali, pangeran
mengayunkan senjata pedangnya.
32