Page 36 - 1. Modul Wawasan kebangsaan dan Nilai BN
P. 36

dilimpahkan kepada locale ressorten tersebut sangat sedikit, sehingga desentralisasi
                     yang direncanakan tersebut dianggap kurang bermanfaat.

                     Semenjak  tanggal  1  Maret  1942,  Pasukan  Jepang  mendarat  di  beberapa  tempat  di
                     Pulau  Jawa,  yakni  Banten  serta  dekat  Kota  Indramayu  di  Pantai  Laut  Jawa  lainnya
                     antar  Tayu  dan  Juana  dan  di  daerah  Kragan.  Masa  itu  merupakan  awal  masa
                     pendudukan  Jepang,  yang  diikuti  dengan  penyerahan  diri  panglima  sekutu  dan
                     penawanan terhadap pembesar - pembesar Belanda.

                     Perubahan  penting  dalam  perkembangan  tata  pemerintahan  selama  jaman
                     pendudukan  Jepang,  ditandai  dengan  ditetapkannya  Undang-Undang  No.27
                     yang  berlaku  secara  efektif  mulai  tanggal  8  Agustus  1942.  Menurut  Undang–
                     Undang  ini  maka  tata  pemerintahan  daerah  pada  jaman  tersebut  yang  berlaku  di
                     tanah  Jawa  dan  Madura,  kecuali  Kooti  (Swapraja),  susunan  pemerintah  daerahnya
                     terbagi atas Syuu (Karesidenan), Si (Kota), Ken (Kabupaten), Gun (Kawedanan), Sen
                     (Kecamatan)  dan  Ku  (Desa).  Aturan-aturan  tentang  tata  pemerintahan  daerah
                     terdahulu tidak berlaku lagi, kecuali aturan yang ditetapkan dalam undang-undang
                     ini  serta  aturan  yang  berlaku  buat  Kooti.  Kemudian  dalam  Undang-Undang  No.28
                     tanggal  11  Agustus  1942  diberikan  aturan  mengenai  pemerintahan  Syuu  dan

                     Tokubotu-Si.  Sedangkan  mengenai  ketentuan  tentang  Kooti  disebutkan  pada  bagian
                     penjelasan  kedua  Undang-Undang  tersebut  yang  menerangkan  tentang  kedudukan
                     Kooti Surakarta dan Yogyakarta yang dianggap mempunyai keadaan istimewa, akan
                     ditetapkan aturan tata pemerintahan yang bersifat istimewa juga.

                     Pada awal masa kemerdekaan, perubahan sistem administrasi negara di Indonesia
                     masih  dalam  keadaan  darurat,  karena  adanya  transisi  pemerintahan.  Sehingga
                     Bangsa Indonesia berusaha  sebisa mungkin untuk membentuk piranti–piranti yang
                     diperlukan  dalam  rangka  penyelenggaraaan  negara  sebagai  suatu  negara  yang
                     berdaulat.  Pada  saat  pertama  lahirnya  negara  Republik  Indonesia,  suasana
                     masih  penuh  dengan  kekacauan  dan  ketegangan,  disebabkan  oleh  berakhirnya
                     Perang  Dunia  Kedua.  Maka  belum  dapat  segera  dibentuk  suatu  susunan
                     pemerintahan yang lengkap dan siap untuk mengerjakan tugas-tugas pemerintahan
                     seperti dikehendaki oleh suatu negara yang merdeka dan berdaulat.

                     Bangsa  Indonesia  baru  memulai  sejarah  sebagai  suatu  bangsa  yang  merdeka  dan
                     berdaulat,  semenjak  dikumandangkannya  Proklamasi  Kemerdekaan.  Sebagai  suatu
                     Badan  Perwakilan  seluruh  rakyat  Indonesia  yang  mewakili  daerah  –  daerah  dan
                     beranggotakan  pemimpin  yang  terkenal,  kepada  Panitia  Persiapan  Kemerdekaan
                     Indonesia  (PPKI)  ditugaskan  oleh  pasal  I  Aturan  Peralihan  Undang-Undang  Dasar
                     untuk  mengatur  dan  menyelenggarakan  perpindahan  pemerintahan  kepada






                                                                                                           35
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41