Page 37 - 1. Modul Wawasan kebangsaan dan Nilai BN
P. 37

pemerintah  Indonesia.  Sebelum  hal  tersebut  terlaksana,  untuk  sementara  waktu
                     dalam masa peralihan tersebut, pasal IV Aturan peralihan UUD menetapkan bahwa :

                     “Sebelum  Majelis  Permusyawaratan  Rakyat,  Dewan  Perwakilan  Rakyat  dan  Dewan
                     Pertimbangan  Agung  dibentuk  menurut  Undang  –  Undang  Dasar  ini,  segala
                     kekuasaannya dijalankan oleh Presiden dengan bantuan sebuah Komite Nasional”.

                     Marbun  (2001)  menyatakan,  pada  awal  masa  berlakunya  UUD  1945,  seluruh
                     mekanisme  ketatanegaraan  belum  dapat  dikatakan  berjalan  sesuai  dengan  amanat
                     dalam UUD 1945. Semua masih didasarkan pada aturan peralihan yang menjadi kunci
                     berjalannya roda pemerintahan negara. Pada saat itu lembaga – lembaga kenegaraan
                     seperti  DPR,  MA,  MPR,  DPA  maupun  BPK  belum  dapat  terbentuk,  kecuali  Presiden
                     dan  Wakil  Presiden  yang  dipilih untuk  pertama  kalinya  oleh  PPKI  pada  tanggal  18
                     Agustus 1945.

                     Hal  ini  disebabkan  oleh  karena  proses  pengisian  atau  pembentukan  lembaga  –
                     lembaga  kenegaraan  seperti  tersebut  diatas  memakan  waktu  yang  relatif  lama,
                     karena  harus  melalui  mekanisme  perundang  –  undangan.  Sedangkan  DPR  sebagai
                     partner  Presiden  belum  juga  dapat  terbentuk.  Menyadari  hal  ini,  maka  pembentuk

                     UUD 1945 memberikan kekuasaan yang besar kepada presiden untuk melaksanakan
                     penyelenggaraan  pemerintahan  negara  dengan  dibantu  Komite  Nasional  (Pasal  IV
                     Aturan Peralihan UUD 1945).

                     Selanjutnya ditetapkanlah Maklumat Wakil Presiden No.X tanggal 16 Oktober 1945,
                     yang meningkatkan maka kedudukan Komite Nasional menjadi badan legislatif yang
                     berkedudukan sejajar dengan DPR. Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945
                     tersebut,  telah  membawa  perubahan  besar  dalam  sistem  pemerintahan  negara.
                     Perubahan  tersebut  adalah  perubahan  Kabinet  Presidensiil  menjadi  Kabinet
                     Parlementer, yang berarti Menteri-menteri tidak bertanggungjawab kepada Presiden
                     melainkan  kepada  parlemen.  Perubahan  sistem  kabinet  tersebut  menghendaki
                     dibentuknya  partai  –  partai  sebagai  wadah  politik  dalam  negara.  Namun  kabinet
                     parlementer tersebut tidak dapat berjalan dengan baik, sampai dengan terbentuknya
                     Negara  Kesatuan  Republik  Indonesia  Serikat  1949.  Pada  saat  itu,  sistem
                     pemerintahan  saling  berganti  dari  kabinet  parlementer  ke  presidensiil  kepada
                     kabinet  parlementer  dan  sebaliknya  dari  presidensiil  ke  parlementer.  Mekanisme
                     pemerintahan  negara  dapat  dikatakan  belum  menentu  atau  stabil  dan  pasal-pasal
                     dalam aturan tambahan juga tidak dapat dilaksanakan.

                     Pelaksanaan UUD 1945 masih terbatas pada  penataan dan pembentukan lembaga–
                     lembaga  kenegaraan,  karena  pemerintah  Indonesia  juga  harus  menghadapi






                                                                                                           36
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42