Page 42 - 1. Modul Wawasan kebangsaan dan Nilai BN
P. 42

sistem  demokrasi  liberal.  Untuk  menyelamatkan  bangsa  dan  negara  karena
                     macetnya  sidang  Konstituante,  maka  pada  tanggal  5  Juli  Tahun  1959
                     dikeluarkanlah Dekrit Presiden yang berisi pemberlakuan kembali UUD 1945,
                     membubarkan Konstituante dan tidak memberlakukan UUDS 1950.

                     Dari  uraian  di  atas,  pada  masa  UUDS  1950,  penyelenggaraan  pemerintahan
                     berdasarkan  pada  sistem  parlementer  tidak  menghasilkan  suatu  rintisan  kearah
                     tercapainya  tujuan  negara  yang  sejahtera  sesuai  dengan  amanat  dari  konstitusi.
                     Mewujudkan kesejahteraan Indonesia yang menjadi tugas pemerintah dalam sistem
                     banyak  partai  sebagai  akibat  pengaruh  liberal,  justru  menimbulkan  perpecahan
                     diantara penyelenggara pemerintahan. Kepentingan golongan sebagai aspirasi partai
                     lebih  menonjol  daripada  kepentingan  umum  masyarakat  Indonesia.  Akibatnya
                     perkembangan  Tata  Negara  tidak  jauh  berbeda  dengan  perkembangan  didalam
                     negara liberal yang masih tetap menjunjung tinggi prinsip negara hukum dalam arti
                     sempit.  Dalam  perkembangan  yang  tidak  stabil  tersebut,  negara  kesatuan  yang
                     demokratis  ternyata  menimbulkan  perpecahan  diantara  partai-partai  politik  yang
                     ada. Negara hukum (Pancasila) seperti dirumuskan dalam Pasal 1 ayat (1) UUDS 1950
                     tidak  dapat  berjalan  seperti  yang  diharapkan.  Bahkan  sebaliknya  tersisih  oleh
                     mekanisme penyelenggaraan yang bersifat liberal.


                     Artinya, pada masa UUDS 1950, administrasi negara tidak dapat tumbuh dalam
                     suatu  wadah  yang  penyelenggaraan  negaranya  tidak  mengindahkan  norma-
                     norma hukum dan asas-asas hukum yang hidup berdasarkan falsafah hukum
                     atau ideologi, yang berakar kepada faham demokrasi dan berorientasi kepada
                     penyelenggaraan kepentingan masyarakat.

                     Kehidupan kenegaraan berdasarkan  Pancasila dan UUD 1945 dicanangkan  kembali
                     melalui  Dekrit  Presiden  Tahun  1959  dengan  diwarnai  oleh  pertentangan  politik
                     antara  parpol-parpol  sebagai  warisan  dari  sistem  pemerintahan  parlementer
                     berdasarkan  UUDS  1950.  Dengan  dalih  untuk  mengatasi  keadaan  negara,
                     menyelamatkan  kelangsungan  negara,  menyelamatkan  kelangsunagn  negara  dan
                     kepentingan revolusi,peranan presiden sangatlah besar. Kehidupan demokrasi yang
                     belum dapat berjalan secara lancar menurut UUD 1945 berimbas terhadap hubungan
                     antar lembaga-lembaga kenegaraan, seperti MPR, DPR yang ditentukan oleh Presiden
                     sebagai  pengendalinya.  Ditambah  pula  munculnya  lembaga  inskonstitusional  yang
                     sebenarnya tidak dibutuhkan. Presiden sebagai kepala eksekutif terlalu turut campur
                     dalam bidang legislatif dengan banyaknya penerbitan peraturan perundangan yang
                     notabene  bertentangan  dengan  UUD  1945.  Demikian  pula  dalam  bidang  Yudikatif,
                     Presiden  telah  campur  tangan  dalam  masalah  peradilan,  sehingga  dapat  dikatakan
                     bahwa pada masa ini kekuasaan Ekskutif, Legislatif dan Yudikatif terpusat di tangan






                                                                                                           41
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47