Page 46 - 1. Modul Wawasan kebangsaan dan Nilai BN
P. 46

sangat  visioner  dengan  mencita-citakan  dan  mendeklarasikan  diri  sebagai  bangsa
                     yang  betbangsa  dan  bertanah  air  Indoensia,  serta  berbahasa  persatuan  bahasa
                     Indonesia.  Pada  saat  itu,  jelas  belum  ada  bahasa  persatuan.  Jika  pemilihan  bahasa
                     nasional  didasarkan  pada  jumlah  penduduk  terbanyak  yang  menggunakan  bahasa
                     daerah  tertentu,  maka  bahasa  Jawa-lah  yang  akan  terpilih.  Namun  kenyataannya,
                     yang terpilih menjadi bahasa persatuan adalah bahasa Melayu. Hal ini menunjukkan
                     tidak  adanya  sentimen  kesukuan  atau  egoisme  kedaerahan.  Mereka  telah  berpikir
                     dalam  kerangka  kepentingan  nasional  diatas  kepentingan  pribadi,  kelompok,  atau
                     golongan.  Dengan  demikian,  peristiwa  Sumpah  Pemuda  tanggal  28  Oktober  1928
                     adalah  inisiatif  original  dan  sangat  jenius  yang  ditunjukkan  oleh  kalangan  pemuda
                     pada masa itu. Peristiwa inilah yang membentuk dan merupakan kesatuan psikologis
                     atau kejiwaan bangsa Indonesia.

                     Selain  kesatuan  kejiwaaan  berupa  Sumpah  Pemuda  tadi,  bangsa  Indonesia  juga
                     terikat  oleh  kesatuan  politik  kenegaraan  yang  terbentuk  dari  pernyataan
                     kemerdekaan  yang  dibacakan  Soekarno-Hatta  atas  nama  rakyat  Indonesia  pada
                     tanggal  17  Agustus  1945.  Sejak  saat  itulah  Indonesia  secara  resmi  menjadi  entitas
                     politik yang merdeka, berdaulat, dan berkedudukan sejajar dengan negara merdeka
                     lainnya.Makna  kesatuan  se  lanjutnya  adalah  kesatuan  geografis,  teritorial  atau

                     kewilayahan.  Kesatuan  kewilayahan  ini  ditandai  oleh  Deklarasi  Juanda  tanggal  13
                     Desember 1957 yang menjadi tonggak lahirnya konsep Wawasan Nusantara. Dengan
                     adanya  Deklarasi  Juanda  tadi,  maka  batas  laut  teritorial  Indonesia  mengalami
                     perluasan dibanding batas teritorial sebelumnya yang tertuang dalam Territoriale Zee
                     Maritiem Kringen Ordonantie 1939 (Ordinasi tentang Laut Teritorial dan Lingkungan
                     Maritim)  peninggalan  Belanda.  Deklarasi  Juanda  ini  kemudian  pada  tanggal  18
                     Februari  1960  dalam  Undang-Undang  No.  4/Prp/1960  tentang  Perairan  Indonesia.
                     Konsep  Wawasan  Nusantara  sendiri  diakui  dunia  internasional  pada  tahun  1978,
                     khususnya  pada  Konferensi  Hukum  Laut  di  Geneva.  Dan  puncaknya,  pada  10
                     Desember  1982  konsep  Wawasan  Nusantara  diterima  dan  ditetapkan  dalam
                     Konvensi  Hukum  Laut  Perserikatan  Bangsa-Bangsa,  atau  lebih  dikenal  dengan
                     UNCLOS  (United  Nations  Convention  on  the  Law  of  the  Sea),  yang  kemudian
                     dituangkan dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan UNCLOS
                     Dengan  penegasan  batas  kedaulatan  secara  kewilayahan  ini,  maka  ide  kesatuan
                     Indonesia semakin jelas dan nyata. Konsep kesatuan psikologis (kejiwaan), kesatuan
                     politis (kenegaraan) dan kesatuan geografis (kewilayahan) itulah yang membentuk
                     “ke-Indonesia-an”  yang  utuh,  sehingga  keragaman  suku  bangsa,  perbedaan  sejarah
                     dan  karakteristik  daerah,  hingga  keanekaragaman  bahasa  dan  budaya,  semuanya
                     adalah  fenomena  ke-Indonesia-an  yang  membentuk  identitas  bersama  yakni
                     Indonesia.  Sebagai  sebuah  identitas  bersama,  maka  masyarakat  dari  suku  Dani  di
                     Papua,  misalnya,  akan  turut  merasa  memiliki  seni  budaya  dari  suku  Batak,  dan






                                                                                                           45
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51