Page 44 - 1. Modul Wawasan kebangsaan dan Nilai BN
P. 44

Namun  dalam  alam  modern-pun,  semangat  bersatu  yang  ditunjukkan  oleh  para
                     pendahulu bangsa terasa sangat kuat.

                     Jauh  sebelum  Indonesia  mencapai  kemerdekaannya,  misalnya,  para  pemuda  pada
                     tahun  1928  telah  memiliki  pandangan  sangat  visioner  dengan  mencita-citakan  dan
                     mendeklarasikan  diri  sebagai  bangsa  yang  betbangsa  dan  bertanah  air  Indoensia,
                     serta berbahasa persatuan bahasa Indonesia. Pada saat itu, jelas belum ada bahasa
                     persatuan.  Jika  pemilihan  bahasa  nasional  didasarkan  pada  jumlah  penduduk
                     terbanyak  yang  menggunakan  bahasa  daerah  tertentu,  maka  bahasa  Jawa-lah  yang
                     akan terpilih. Namun kenyataannya, yang terpilih menjadi bahasa persatuan adalah
                     bahasa Melayu. Hal ini menunjukkan tidak adanya sentimen kesukuan atau egoisme
                     kedaerahan.  Mereka  telah  berpikir  dalam  kerangka  kepentingan  nasional  diatas
                     kepentingan pribadi, kelompok, atau golongan. Dengan demikian, peristiwa Sumpah
                     Pemuda  tanggal  28  Oktober  1928  adalah  inisiatif  original  dan  sangat  jenius  yang
                     ditunjukkan oleh kalangan pemuda pada masa itu. Peristiwa inilah yang membentuk
                     dan merupakan kesatuan psikologis atau kejiwaan bangsa Indonesia.

                     Selain  kesatuan  kejiwaaan  berupa  Sumpah  Pemuda  tadi,  bangsa  Indonesia  juga
                     terikat  oleh  kesatuan  politik  kenegaraan  yang  terbentuk  dari  pernyataan

                     kemerdekaan  yang  dibacakan  Soekarno-Hatta  atas  nama  rakyat  Indonesia  pada
                     tanggal  17  Agustus  1945.  Sejak  saat  itulah  Indonesia  secara  resmi  menjadi  entitas
                     politik yang merdeka, berdaulat, dan berkedudukan sejajar dengan negara merdeka
                     lainnya.

                     Makna kesatuan selanjutnya adalah kesatuan geografis, teritorial atau kewilayahan.
                     Kesatuan kewilayahan ini ditandai oleh Deklarasi Juanda tanggal 13 Desember 1957
                     yang  menjadi  tonggak  lahirnya  konsep  Wawasan  Nusantara.  Dengan  adanya
                     Deklarasi  Juanda  tadi,  maka  batas  laut  teritorial  Indonesia  mengalami  perluasan
                     dibanding batas teritorial sebelumnya yang tertuang dalam Territoriale Zee Maritiem
                     Kringen Ordonantie 1939 (Ordinasi tentang Laut Teritorial dan Lingkungan Maritim)
                     peninggalan Belanda. Deklarasi Juanda ini kemudian pada tanggal 18 Februari 1960
                     dalam  Undang-Undang  No.  4/Prp/1960  tentang  Perairan  Indonesia.  Konsep
                     Wawasan Nusantara sendiri diakui dunia internasional pada tahun 1978, khususnya
                     pada  Konferensi  Hukum  Laut  di  Geneva.  Dan  puncaknya,  pada  10  Desember  1982
                     konsep  Wawasan  Nusantara  diterima  dan  ditetapkan  dalam  Konvensi  Hukum  Laut
                     Perserikatan  Bangsa-Bangsa,  atau  lebih  dikenal  dengan  UNCLOS  (United  Nations
                     Convention on the Law of the Sea), yang kemudian dituangkan dalam Undang-Undang
                     No. 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan UNCLOS Dengan penegasan batas kedaulatan
                     secara kewilayahan ini, maka ide kesatuan Indonesia semakin jelas dan nyata.







                                                                                                           43
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49