Page 57 - Buku Peringatan HUT 55 GKI Beringin & Penahbisan Pendeta
P. 57

tak  kenal  lelah  sang  guru  meyakinkan  murid-muridnya  bahwa  mereka  dapat
          mengubah “nasib” mereka sebagai orang-orang kulit berwarna di Amerika Serikat.
          Upayanya berhasil. Murid-murid yang tadinya membentuk geng berdasarkan etnis
          dapat  menyatu  menjadi  satu  keluarga.  Mereka  menjadi  bersemangat  belajar  dan

          memiliki  cita-cita  yang  tinggi.  Keberhasilan  ini  dicapai  dengan  mengubah
          kurikulum  konvensional  menjadi  kontekstual,  sekalipun  sang  guru  harus
          menghadapi  banyak  kesulitan  dan  tantangan  dari  sekolah  dan  guru-guru  lainnya

          yang  lebih  senior.  Cuplikan  adegan  toast  for  change  dari  film  berjudul  Freedom
          Writers dapat diunduh di https://www.youtube.com/watch?v=84iTxSpAv1o.

              Contoh ketiga, buku berjudul Totto-Chan: Gadis Cilik di Jendela, yang merupakan
          terjemahan  dari  buku  berbahasa  Jepang,  yang  ditulis  oleh  Totto-Chan  setelah  ia
          dewasa.  Totto-Chan  adalah  seorang  gadis  cilik  yang  luar  biasa  aktifnya.  Waktu

          kelas  1  SD  ia  suka  berdiri  di  dekat  jendela  kelas  untuk  menanti  pengamen,  yang
          akan  diundangnya  untuk  menyanyi  dekat  jendela  kelas  –  dan  berhasil
          membubarkan kelas itu karena semua murid ikut merubung jendela. Lain waktu ia
          suka membuka-tutup laci meja tulis dengan menimbulkan suara berisik. Akhirnya ia
          dikeluarkan dari sekolah. Namun sang ibu tak pernah mengatakan kepada Totto-

          Chan bahwa ia dikeluarkan. Totto-Chan hanya diajak untuk mencari sekolah baru
          yang  lebih  menarik.  Sekolah  ini  menggunakan  bekas  gerbong  kereta  api  untuk
          ruang kelas. Kepala sekolah membiarkan Totto-Chan aktif berpetualang di sekolah

          itu. Tak henti-hentinya ia berkata kepada Totto-Chan setiap kali berjumpa, “Totto-
          Chan,  kamu  tahu  bahwa  kamu  anak  yang  baik,  bukan?”  Akhirnya  Totto-Chan
          berhasil menyelesaikan pendidikannya hingga perguruan tinggi dan sukses menjadi
          penyiar televisi yang memiliki program siaran sendiri.


               Dari contoh-contoh tersebut, dapat disimpulkan bagaimana seorang guru dapat
          menginspirasi murid-muridnya:

           1.  Guru mengajar murid, bukan mengajar matapelajaran. Guru bukan sekedar guru

              kurikulum, yang sekedar menyampaikan materi pembelajaran.
           2.  Guru mengajar dengan antusias dan kreatif, sehingga murid-muridnya tertarik
              untuk belajar.

           3.  Guru mengenal dan memiliki relasi personal dengan murid-muridnya, satu per
              satu. Guru mengenal latar belakang dan kepribadian murid-muridnya.

           4.  Guru memberi motivasi kepada murid-murid untuk mengembangkan diri sesuai
              kemampuan dan potensi masing-masing.
           5.  Guru  terus  belajar  untuk  mengembangkan  diri  agar  dapat  menjadi  guru  yang

              menginspirasi.

                Jadi  menjadi  guru  yang  menginspirasi  bukan  sekedar  mengembangkan  teknik-
          teknik  atau  metode-metode  mengajar,  melainkan  mengembangkan  diri  dan
          spiritualitasnya, karena sumber yang dapat menginspirasi berasal dari diri sang guru.



                                                                                       HUT 55 GKI BERINGIN | 54
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62