Page 53 - USHUL FIKIH_INDONESIA_MAPK_KELAS XII_KSKK
P. 53

(2) Urf  fi’lî  (يلعفَ فرع),  yaitu  kebiasaan  yang  berlaku  dalam  perbuatan.
                              Umpamanya; (a) kebiasaan  jual  beli  barangbarang yang enteng (murah dan

                              kurang  begitu  bernilai)  transaksi  antara  penjual  dan  pembeli  cukup  hanya

                              menunjukkan  barang  serta  serah  terima  barang  dan  uang  tanpa  ucapan
                              transaksi (akad) apa-apa. Hal ini tidak me nyalahi aturan akad dalam jual beli

                              (b) kebiasaan saling mengambil rokok di antara sesama teman tanpa adanya
                              ucapan meminta dan memberi, tidak dianggap mencuri.

                       b.  Dari segi ruang lingkup penggunaannya,

                                 Dari segi ini, ‘urf terbagi kepada: (1). Adat atau ‘urf umum (ةماعلاَةداع),

                          yaitu  kebiasaan  yang  telah  umum  berlaku  di  mana-mana,  hampir  di  seluruh

                          penjuru  dunia,  tanpa  memandang  negara,  bangsa,  dan  agama.  Umpamanya:
                          pertama,  menganggukkan  kepala  tanda  menyetujuidan  menggelengkan  kepala

                          tanda  menolak  atau  menidakkan.Kalau  ada  orang  berbuat  kebalikan  dari  itu,
                          makadianggapaneh       atau    ganjil.    Kedua,     di    mana-mana       bila

                          memasukipemandianumum (kolam renang) yangmemungutbayaran,orang hanya

                          membayar  seharga  tarif  masukyang  ditentukan  tanpa  memperhitungkan  berapa
                          banyakair yang dipakainya dan berapa lama ia menggunakanpemandian tersebut;

                          dan (2). Adat atau ‘urf  khusus (صاخلاَفرع), yaitu kebiasaan yang dilakukan

                          sekelompok orang di tempat tertentu atau pada waktu tertentu; ti dak berlaku di

                          semua  tempat  dan  di  sembarang  waktu.  Umpamanya:  Pertama,  ‘adat  menarik
                          garis keturunan melalui garis ibu atau perempuan (matrilineal) di Minangkabau

                          dan  melalui  bapak  (patrilineal)  di  kalangan  suku  Batak.  Kedua,  orang  Sunda
                          menggunakan  kata  “paman”  hanya  untuk  adik  dan  ayah,  dan  tidak  digunakan

                          untuk kakak dari ayah; sedangkan orang Jawa  menggunakan kata “paman”  itu

                          untuk  adik  dan  untuk  kakak  dari  ayah.  Ketiga,  bagi  masyarakat  tertentu,
                          penggunaan  kata  “budak”  untuk  anakanak  dianggap  menghina,  karena  kata  itu

                          hanya terpakai untuk hamba sahaya; tetapi bagi masyarakat lainnya kata “budak”

                          biasa digunakan untuk anak- anak.
                       c.  Ditinjau dari segi penilaian baik dan buruk

                                 Ditinjau dari sini, ‘adat atau ‘urf itu terbagi kepada: (1). ‘Adat yang shâhih
                          (حيحص   َفرع), yaitu ‘adat yang berulangulang di lakukan, diterima oleh orang


                          banyak, tidak bertentangan dengan agama, sopan santun, dan budaya yang luhur.



                                                                           USHUL FIKIH  -  KELAS XII 44
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58