Page 49 - USHUL FIKIH_INDONESIA_MAPK_KELAS XII_KSKK
P. 49

Ulama-ulama      Hanafiyah     mengakui     istihsan   sebagaimana     Abu

                       Hanifahbanyak menggunakan istihsan. Ulama-ulama Malikiyah berpendapat bahwa
                       istihsanadalah  dalil  yang  kuat  sebagaimana  Imam  Malik  banyak  berfatwa

                       menggunakanistihsan.
                              Tetapi  al-Jalal  dan  al-Mahalli  menyatakan  bahwa  istihsan  diakui  oleh

                       AbuHanifah,  tetapi  ulama-ulama  lain  mengingkarinya  termasuk  golongan
                       Hanabilah.Adapun ulama-ulama Syafi’iyah telah masyhur tidak mengakui istihsan,

                       dan  tidakmenggunakannya  sebagai  dalil.  Bahkan  Imam  Syafi’i  berkata:  “barang

                       siapamenggunakan istihsan berarti ia telah membuat syariat”
                    4.  Maslahah (Mursalah)

                              Maslahat  mursalah  secara  lughawi  berarti  manfaat  atau  kebaikan  yang

                       tidakada  nasnya.  Maslahat  mursalah  secara  istilah  adalah:    a).  Menurut  asy-
                       Syaukani:  maslahat  yang  tidak  diketahui  apakah  syara’  menolaknya  atau

                       memperhatikannya; b). Menurut Ibn Qudamah:  maslahat  yang tidak ada petunjuk
                       tertentu membatalkanya dan memperhatikanya; c). Menurut Abdul Wahab Khallaf:

                       maslahat  yang  tidak  ada  dalil  syara’  untuk    mengakuinya  atau  menolaknya;  d).
                       Menurut  Ibn  Taimiyyah  dalam  artikelnya  yang  dikutip  Muhammad  Abu  Zahrah

                       “sesuatu  yang  dipandang  oleh  mujtahid  sebagai  perbuatan  yang  sarat  dengan

                       manfaat  dan  tidak  ada  ketentuan  syara’  yang  menafikannya.  Imam  Malik  dan
                       pengikutnya  menggunakan  maslahat  mursalah  sebagaimetode  ijtihad.  Sebagian

                       ulama Hanafiyah dan Syafi’iyah juga menggunakan maslahat mursalah (penjelasan
                       Ibn  Qudammah  dari  Hanabilah).  Sementara  alGhazali  sebagai  pengikut  Imam

                       Syafi’i  menyatakan  bahwa  ia  menerima  penggunaan  maslahat  mursalah  dengan
                       syarat  menyangkut  kebutuhan  pokok  dalam  kehidupan  dan  menyeluruh  secara

                       kumulatif.  Sedang  menurut  para  ulama  Hanabilah,  maslahatmursalah  tidak

                       memiliki kekuatan hujjah dan tidak boleh melakukan ijtihad melaluimetode ini.
                              Dalam  penggunaan  maslahah  mursalah  ini,  ada  yang  pro  danada  yang

                       kontra.  Menurut  al-Amidi  kelompok  yang  menolak  adalah  golonganmayoritas

                       (jumhur).  Perlu  ditegaskan  bahwa  lapangan  maslahat  mursalah  adalahmu’amalah
                       dan  adat.  Ada  beberapa  argumentasi  para  ulama  yang  menggunakanmaslahah

                       mursalah antara lain:
                        a.  Ada  persetujuan  Rasulullah  menurut  penjelasan  Mu’az  bin  Jabal,  boleh

                            menggunakan ra`yu (daya nalar) bila tidak menemukan ayat-ayat Alquran dan
                            Sunnah dalam menyelesaikan kasus hukum;


                                                                           USHUL FIKIH  -  KELAS XII 40
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54