Page 44 - USHUL FIKIH_INDONESIA_MAPK_KELAS XII_KSKK
P. 44
C. Kedudukan dan Fungsi Ijtihad
Ijtihad dilakukan apabila menghadapi suatu masalah yang memerlukan
penetapan hukum syara’ sedang pada ayat-ayat Alquran dan Hadis tidak ditemukan
secara tegas penetapan hukumnya, begitu juga ijma’ sahabat belum ada yang
membicarakannya. Ulama-ulama yang boleh bahkan wajib melakukan ijtihad adalah
yang sudah ahli, seperti pada zaman mujtahid yang empat. Pendapat-pendapat yang
mereka kemukakan baik berupa qiyas, termasuk ijtihad. Begitu juga pendapat-pendapat
yang tidak termasuk dalam qiyas seperti istihsan yang digunakan oleh Imam Hanafi atau
maslahat mursalah oleh Imam Maliki dan pengikutnya termasuk ijtihad. Para Imam
mujtahid melakukan ijtihad dalam rangka menuntun umat berada dalam batas-batas yang
ditetapkan hukum syara’.
Dapat disimpulkan bahwa ijtihad mempunyai kedudukan yang sangat penting
dalam syariat Islam. Lebih lanjut dapat dipahami bahwa ijtihad berfungsi melahirkan
ketenteraman bagi umat karena masalah yang mereka hadapi mendapat penyelesaian
berdasarkan ijtihad tersebut.
D. Metode Ijtihad
Metode ijtihad adalah jalan yang ditempuh seseorang mujtahid dalammemahami,
merencanakan dan merumuskan suatu hukum syara’ amaly. Ada beberapa macam
metode ijtihad sebagai hasil rumusan mujtahidin. Ada metode ijtihad yang merupakan
ciri khas seseorang mujtahid yang tidak digunakan oleh mujtahidin lainnya, sehingga
berimplikasi munculnya perbedaan hasil ijtihad antara seorang mujtahid dengan
mujtahid lainnya. Metode ijtihad lazim digunakan dan dipandang sebagai metode ijtihad
yangpaling tinggi kualitasnya dan digunakan hampir semua ulama fikih adalah
qiyas.Metode-metode ijtihad itu cukup banyak, yaitu ijma’, istihsan, maslahat mursalah,
istishab,‘ urf, saddu al-zari’ah, qaul al-sahabi, dan syar’u man qablana.
1. Ijma’
Ijma` adalah kesepakatan para imam mujtahid dari umat Islam atas hukum
syara` (mengenai suatu masalah) pada suatu masa sesudah Nabi Muhammad Saw.
wafat. Pengertian lain dari ijma` sebagaimana diungkapkan oleh Abdul Wahhab
Khallaf, yaitu : “Kesepakatan seluruh Imam mujtahid dari kalangan kaum
muslimindalam salah satu kurun dari kurun-kurun yang banyak sesudah wafat
RasulullahSaw. terhadap suatu peristiwa hukum syara`”.
USHUL FIKIH - KELAS XII 35