Page 132 - FIKIH_MA_KELAS X_KSKK_2020
P. 132

11.  Struktur akad terdiri dari empat unsur: ṣīgah, ‘āqid, ma’qūd ‘alaih dan tujuan akad.

               12.  Aqdun  Māliyyun  adalah  akad  yang  tejadi  pada  obyek  akad  berupa  harta,  baik
                    kepemilikannya  dengan  sistem  timbal  balik  seperti  akad  bai’  (jual  beli),  atau  tanpa

                    timbal balik seperti akad hibah (pemberian) dan akad qorḍ (utang-piutang).
               13.  ‘Aqdun Gairu Māliyyin adalah akad yang obyek akadnya tidak berupa harta seperti akad

                    wakālah (perwakilan).
               14.  Akad  Lāzim  adalah  akad  yang  tidak  boleh  digagalkan  secara  sepihak  tanpa  ada  sebab

                    yang menuntut untuk menggagalkan akad seperti ada cacat dalam obyek akad.

               15.  Akad Jā’iz adalah akad yang boleh digagalkan oleh pelaku akad. Seperti akad wakālah
                    (transaksi perwakilan) atau akad wadī’ah (transaksi penitipan barang).

               16.  Akad Mu’āwaḍah adalah akad yang didalamnya terdapat imbalan (‘iwaḍ) baik dari satu

                    pihak atau kedua belah pihak.
               17.  Akad  Tabarru’  adalah  akad  yang  didalamnya  tidak  terdapat  imbalan  (‘iwaḍ).  Seperti

                    akad hibah (transaksi pemberian).
               18.  Akad Ṣaḥīḥ adalah akad yang terpenuhi semua rukun dan syaratnya.

               19.  Akad Fāsid adalah akad yang tidak terpenuhi semua rukun dan syaratnya.
               20.  Akad Mu’aqqat adalah akad yang disyaratkan harus ada penyebutan batas waktu.

               21.  Akad Muṭlaq adalah akad yang tidak diharuskan ada penyebutan batas waktu.

               22.  Iḥyā’ul mawāt secara istilah adalah mengolah atau menghidupkan lahan yang mati, atau
                    lahan yang tidak bertuan dan tidak dimanfaatkan oleh seseorang.

               23.  Struktur iḥyā’ul mawāt terdiri dari tiga rukun. Yakni muḥyī, muḥyā, dan iḥyā’.



                        UJI KOMPETENSI




                1.  Bagaimana hukum menangkap ikan di wilayah negara lain menurut fikih ?
                2.  Jika  hewan peliharaan  merusak barang orang lain,  apa kewajiban bagi pemilik hewan

                    menurut fikih?

                3.  Bagaimana hukum industri yang menghasilkan limbah dan mengakibatkan polusi pada
                    lingkungan sekitar?

                4.  Riki menjual barang yang ia curi dari ayahnya, transaksi dilakukan jam tujuh pagi hari.
                    Setelah penjualan barang, ia mendapat kabar bahwa ayahnya meninggal jam enam pagi

                    hari. Sahkah transaksi yang dilakukan Riki yang statusnya adalah anak tunggal?



               120   BUKU FIKIH X MA
   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137