Page 137 - FIKIH_MA_KELAS X_KSKK_2020
P. 137
Secara umum, jual beli terbagi menjadi tiga: pertama, jual beli barang yang diketahui
antara penjual dan pembeli. Hukumnya diperbolehkan. Kedua, jual beli barang yang masih
dalam tanggungan penjual yang hanya disebutkan karakteristiknya. Akad ini dilegalkan oleh
syariat jika sesuai dengan karakteristik barang yang disebutkan pada waktu akad. Jual beli
semacam ini disebut dengan akad salam (pesanan). Ketiga, jual beli barang yang wujudnya
tidak ada atau tidak disaksikan oleh penjual dan pembeli. Hukum dari transaksi ini tidak
diperbolehkan.
Dalam ilmu fikih, menjual dikenal dengan istilah bai’ sedangkan membeli dikenal
istilah syiro’. Maka penjual adalah bāi’ dan pembeli adalah musytarī. Setelah transaksi jual
beli, bāi’ dan musytarī diberikan kesempatan untuk memilih antara melanjutkan atau
mengurungkan akad dengan beberapa persyaratan. Hal ini dikenal dengan istilah khiyār.
Dalam bab ini akan membahas tentang bai’, khiyār, dan salam. Ketentuan hukum,
syarat, rukun dan masalah-masalah penting yang berkaitan dengan hal tersebut.
A. JUAL BELI
1. DALIL
Dalil yang mendasari legalitas transaksi jual beli adalah:
a. Firman Allah Swt. QS. Al-Baqarah (2) : 275
َ
ْ
ا َ َ
َ ِّ َ ا َ َ َ ْ َ ُ
) َ ١١٢ :َةرقبلاَ(َابرلاَمرحوَعيبلاَاللهَلحأو
ِ
"Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba." (QS Al-Baqarah [2]:
275)
b. Sabda Rasulullah Saw.
ْ َ
َ
َ
َ ْ
ا
َ
ا ا
ْ
َ َ ْ َ
ُّ َ ُ َ
ُ ْ َ
َ
ُ َ
ْ َ ُّ َ
ُ ا ُ َ َ َ
َ ا
َهاور(َروربم َ عيبَلك ُ و ,هديبَلجرلاَلمعَلاقَبيطأَبسكلاَيأَلئسَمل ا َ سوَهيلعَاللهَىلصَيبنلاَنأ
ٍ
ِ
ِ
ِ ِ ِ ِ
ِ
ِ
ٍ
َ )رازبلا
“Sesungguhnya Nabi Saw ditanya mengenai penghasilan apa yang paling baik,
maka Nabi bersabda: “Pekerjaan seorang lelaki dengan tangannya sendiri dan
jual beli (berdagang) yang baik.” (HR Al-Bazzar)
2. DEFINISI
Secara bahasa, bai’ berarti tukar menukar sesuatu. Sedangkan secara istilah, bai’
FIKIH X 125