Page 156 - FIKIH_MA_KELAS X_KSKK_2020
P. 156
e. Orang yang sakit parah
Orang yang sakit parah dan orang yang berada dalam kondisi yang menghawatirkan
seperti penumpang perahu saat diterpa angin yang sangat kencang atau diterpa ombak
yang dahsyat itu tidak boleh menggunakan hartanya untuk sedekah, hibah, wasiat bila
telah melebihi dari 1/3 hal ini di syari’atkan untuk kepentingan ahli waris, larangan ini
tidak membutuhkan adanya putusan dari hakim, bila penggunaannya telah melebihi
1/3 hartanya maka kelebihannya tadi tergantung pada sikap ahli waris setelah ia
meninggal, bila ahli waris rela maka sedekah, hibah dan wasiatnya sah.
f. Budak yang tidak mendapat izin berdagang dari tuannya
Ia tidak boleh menggunakan harta tuannya tanpa izin, karna itu transaksi jual beli
yang dilakukan tidak sah, apabila barang yang telah ia beli menjadi rusak, maka
barang itu menjadi tanggungannya dalam arti ia dapat dituntut untuk melunasinya
setelah merdeka.
g. Orang yang menggadaikan
Ia tidak boleh menjual barang yang telah dijadikan jaminan tanpa seizin orang yang
menerima gadai.hajr dalam hal ini tidak butuh putusan dari Qodli .
h. Orang murtad
Ia tidak boleh melakukan transaksi saat murtad. Hal ini disyariatkan untuk menjaga
haknya kaum muslimin,mengingat bila ia mati hartanya menjadi harta fai’ , larangan
tersebut menjadi tidak berlaku bila ia telah kembali masuk Islam.
i. Wanita Bersuami
Seorang wanita yang mempunyai suami, berada dibawah pengawasan suaminya, baik
dirinya sendiri, anak-anaknya, maupun harta bendanya. Oleh karena itu, wanita tidak
berkuasa atau berwenang atas hartanya, kecuali harta-harta yang dikhususkan
untuknya sendiri.
6. HIKMAH AL-HAJRU
Apabila seseorang dinyatakan dibawah pengampuan wali atau hakim, tidaklah
berarti hak asasinya dibatasi dan pelecehan terhadap kehormatan dirinya sebagai manusia.
Tetapi pengampuan itu diberlakukan syara’ untuk menunjukan, bahwa syara’ itu benar-
benar memperdulikan orang-orang seperti itu, terutama soal mu’amalah, syara’
menginginkan agar tidak ada pihak yang dirugikan atau merugikan orang lain.
144 BUKU FIKIH X MA