Page 155 - FIKIH_MA_KELAS X_KSKK_2020
P. 155
1) Anak kecil dilarang membelanjakan hartanya hingga beranjak dewasa dan sudah
pandai mengelola dan mengendalikan harta.
2) Orang gila dilarang mengelola hartanya sebelum dia sembuh, hal ini dilakukan
juga untuk menjaga hak-haknya sendiri.
3) Pemboros dilarang membelanjakan hartanya sebelum dia sadar, hal ini juga untuk
menjaga hak terhadap hartanya ketika ia membutuhkan pembelanjaannya.[8]
5. Pembagian mahjur alaih
Orang-orang yang dicegah menggunakan hartanya menurut terbagi menjadi 9
golongan diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Anak kecil )َيبصلا)
Ia meskipun sudah tamyiz tidak sah melakukan transaksi jual beli, bersedekah,
memberikan harta pada orang lain karena ucapannya tidak mu’tabar , ia juga tidak
bisa menjadi wali nikah atau melakukan akad nikah sendiri meskipun atas persetujuan
wali.
b. Orang gila )َنونجملا)
Ia tidak diperbolehkan melakukan transaksi jual beli, bersedekah, menjadi wali,
ibadahnya tidak sah begitu juga melakukan akad nikah meskipun atas persetujuan
wali karena ucapan dan perwaliannya tidak mu’tabar , namun ia diperkenankan
memiliki kayu bakar dan hewan buruan yang diperolehnya.
c. Orang yang kurang akalnya ( َهيفسلا)
Safih adalah orang bodoh yang menghambur-hamburkan hartanya tanpa kemanfaatan
sedikitpun yang kembali pada dirinya baik kemanfaatan duniawi atau ukhrowi, ia
tidak diperbolehkan menggunakan hartanya baik dalam rangka jual beli atau yang
lain,ibadahnya sah begitu juga menunaikan zakat.
d. Orang yang pailit )سلفملا)
Muflis adalah orang yang pailit yang banyak terlilit hutang dan hartanya tidak cukup
untuk melunasinya, ia tidak boleh menggunakan sisa hartanya tadi demi menjaga hak-
hak dari orang-orang yang telah menghutanginya, larangan ini baru bisa berlaku
setelah ada putusan hakim. Ia ( muflis ) sah melakukan transaksi jual beli, bila
dilakukan secara tempo, ia juga boleh melakukan pernikahan dengan mahar yang
ditempokan.
FIKIH X 143