Page 22 - E-LKM ZOOLOGI INVERTEBRATA TERINTEGRASI ETNOSAINS PADA MATERI ANNELIDA
P. 22
penurunan populasi organisme kecil lainnya, yang dapat
mempengaruhi keseimbangan ekosistem.
Kaitan hewan polychaeta dengan etnosains, yaitu:
1. Tradisi Timba Laor di Pulau Ambon
Masyarakat Maluku khususnya Pulau Ambon sejak
dahulu telah mengenal dan mengonsumsi cacing laut
(polychaeta) dan menyebutnya Laor. Laor adalah salah satu
biota khas perairan Maluku, dan juga dikenal dengan nama
cacing Wawo (Lysidice oele) yang muncul ke permukaan
perairan sebanyak satu kali dalam setahun, yaitu pada bulan
Maret atau April, di malam purnama atau beberapa hari
setelahnya. Masyarakat Desa Latuhalat, Desa Allang, dan
Desa Hutumuri memanfaatkan Laor sebagai bahan pangan
tradisional yang dipercaya kaya protein. Laor yang
dikonsumsi adalah bagian posterior berupa epitoke jantan
dan epitoke betina yang berisi sel telur dan sel sperma
sehingga berpotensi mengandung protein kadar protein
(Liline, 2017).
2. Tradisi Bau Nyale
Tradisi Bau Nyale berasal dari bahasa Sasak. Dalam
bahasa Sasak, Bau artinya menangkap sedangkan Nyale
merupakan nama sejenis cacing laut. Jadi, sesuai namanya,
tradisi ini kegiatan menangkap Nyale yang ada di laut.
Tradisi Bau Nyale di Lombok, Nusa Tenggara Barat, adalah
upacara tahunan yang dilakukan oleh masyarakat Suku
Sasak untuk menangkap cacing laut atau cacing palolo

