Page 24 - E-LKM ZOOLOGI INVERTEBRATA TERINTEGRASI ETNOSAINS PADA MATERI ANNELIDA
P. 24
b. Pengolahan Laor di Desa Booi, Pulau Saparua, Maluku
Tengah
Penangkapan Laor di Pulau Saparua, khususnya Desa
Booi biasanya menggunakan perahu sampan dengan
tanggo berbentuk persegi atau segitiga dan obor atau
lampu petromax. Masyarakat lebih tertarik menangkap
laor yang muncul pada malam kedua karena jumlahnya
lebih banyak dibandingkan malam pertama (Mahulette,
2020).
Laor tersebut telah diolah lebih lanjut menjadi laor
kedondong, laor tumis, dan bakasang. Laor kedondong
merupakan laor yang dimasak dengan menggunakan
kedondong (Spondias dulcis Forst) dan daun jeruk,
beberapa rempah-rempah lalu ditaburi kacang kenari.
Kacang kenari merupakan hasil alam utama daerah ini.
Dalam pengolahan bakasang, laor ditaburi garam lalu
dijemur selama beberapa jam. Bakasang biasanya
diletakkan di sekeliling Perapian atau tungku untuk
menjaga suhu agar fermentasi dapat berlangsung cepat.
Setelah didiamkan beberapa hari, bakasang dikonsumsi
dengan terong mentah, singkong rebus, atau dimakan
dengan papeda. Papeda merupakan jenis makanan yang
terbuat dari sagu. Ini adalah makanan tradisional
masyarakat Maluku (Mahulette, 2020).
Masyarakat dilarang mengonsumsi laor bersama buah
mangga karena dapat menyebabkan buah mangga lainnya
membusuk. Hal ini mungkin terkait dengan penyakit laor.

