Page 23 - E-LKM ZOOLOGI INVERTEBRATA TERINTEGRASI ETNOSAINS PADA MATERI ANNELIDA
P. 23
(Palola viridis) yang muncul ke permukaan laut sekali
setahun, sekitar bulan Februari atau Maret, untuk
melakukan reproduksi. Tradisi ini memiliki makna yang
mendalam sebagai simbol kesuburan dan kehidupan, serta
dianggap sebagai jelmaan Putri Mandalika dalam legenda
lokal. Palola viridis dimanfaatkan sebagai sumber makanan
dan pengetahuan lokal tentang siklus hidup dan cara
menangkapnya telah diwariskan dari generasi ke generasi,
menjadi bagian penting dari budaya lokal dan contoh
etnosains (Fazalani, 2018).
3. Pengolahan Laor secara Tradisional di Kepulauan
Maluku
a. Pengolahan Laor di Desa Latuhalat, Ambon
Masyarakat Desa Latuhalat, Ambon, biasanya
menangkap cacing Laor (Lysidice oele), yang dikenal
dengan nama cacing Wawo, dengan menggunakan tango
segitiga. Hasil tangkapan cacing Laor kemudian diolah
menjadi berbagai produk, seperti laor lawar, laor gulai, laor
goreng, dan laor asin (bakasang). Laor gulai dan laor
goreng biasanya diolah setelah ditangkap di pantai.
Pengolahan laor lawar menggunakan kelapa goreng yang
ditumbuk hingga mengeluarkan minyak, lalu dicampur
dengan sejumlah bumbu dapur dan ditaburi kacang tanah
atau kenari. Sementara itu, pengolahan bakasang hanya
menggunakan garam, lalu dituang ke dalam botol dan
dibiarkan berfermentasi selama lebih dari satu tahun.

