Page 12 - BUNGA-23833029-PPA
P. 12

8







                            3.  Perbedaan dan Kesetaraan pada Sekolah Ingklusi


                                      Pendidikan inklusif merupakan sistem penyelenggaraan pendidikan

                               yang memberikan kesempatan kepada peserta didik berkebutuhan khusus

                               untuk mengikuti pembelajaran bersama peserta didik pada umumnya.
                                      Dikutip dari (JAKARTA, KOMPAS —) “Anak-anak berkebutuhan


                               khusus kini dapat mengikuti pendidikan inklusif di sekolah reguler. Oleh
                               karena itu, sekolah inklusi menjadi sarana menanamkan pentingnya siswa

                               untuk terbiasa hidup dalam keberagaman, khususnya hidup bersama anak
                               berkebutuhan khusus.”

                                      Pendidikan inklusif merupakan sistem penyelenggaraan pendidikan
                               yang  memberikan  kesempatan  kepada  semua  peserta  didik  yang

                               berkebutuhan khusus untuk mengikuti pembelajaran bersama peserta didik

                               pada  umumnya.  Anak-anak  dengan  kekhususan  itu  seperti  anak  dengan
                               hambatan autis, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), attention

                               deficit disorder (ADD), tunanetra, tunagrahita, dan berbagai jenis sindrom

                               lainnya.
                                      Dalam  sekolah  itu,  para  siswa  ABK  dibantu  oleh  siswa-siswa

                               lainnya dalam kegiatan belajar-mengajar. Hal ini untuk menanamkan sejak
                               dini  bahwa  para  siswa  itu  memiliki  kesetaraan  dan  tidak  melahirkan

                               diskriminasi di masa mendatang.
                            4.  Kesetaraan Pendidikan Secara Umum



                                      Data  Kemendikbud-Ristek  menunjukkan  bahwa  jumlah  peserta
                               didik laki-laki dan perempuan di negeri ini hampir seimbang. Pada jenjang

                               SD,  peserta  didik  laki-laki  sebanyak  52,14%  dan  perempuan  47,86%.
                               Jenjang SMP, peserta didik laki-laki 51,10% dan perempuan 48,90%.

                               Sementara  untuk  tingkat  SMA  siswa  laki-laki  44,50%  dan  perempuan

                               55,50%.
                                      “Oleh karena itu, kebijakan dan program Kemendikbud-Ristek tidak

                               pernah membeda-bedakan gender laki-laki dan perempuan. Peserta didik
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17