Page 12 - E-ENSIKLOPEDIA BUDAL SIDOARJO
P. 12
Ensiklopedia Budal Sidoarjo 6
Lelang Bandeng
Sumber : antaranews.com
Lelang Bandeng adalah tradisi unik yang hanya dapat ditemukan di Kabupaten Sidoarjo.
Tradisi ini bermula pada tahun 1962 atas inisiatif Bupati Sidoarjo saat itu, R. Samadikoen.
Keberadaan tradisi ini terinspirasi oleh melimpahnya hasil panen ikan bandeng dari tambak-
tambak di Sidoarjo, sekaligus sebagai bentuk perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Dalam tradisi ini, bandeng kawak (ikan bandeng berukuran besar, dengan berat lebih dari 4
kg) menjadi bintang utama. Lelang bandeng awalnya diadakan sebagai bentuk syukur
sekaligus ajang promosi hasil perikanan Sidoarjo. Selama bertahun-tahun, acara ini
berkembang, menggabungkan unsur religi, budaya, dan ekonomi dalam satu perhelatan yang
meriah.
Tradisi ini dimulai dengan kegiatan keagamaan seperti pembacaan selawat dan lomba
Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) di Masjid Agung Sidoarjo. Selanjutnya, acara inti berupa
lelang bandeng digelar, di mana bandeng kawak dilelang kepada peserta dengan harga
fantastis. Hasil pelelangan, yang dulunya diserahkan kepada pemerintah, kini dialokasikan
sebagai dana sosial untuk pembangunan tempat ibadah. Lelang bandeng juga diwarnai
dengan kemeriahan lain seperti pasar malam yang menawarkan produk-produk UMKM lokal,
pentas seni, dan konser musik. Pada tahun-tahun tertentu, tradisi ini bahkan mencetak
sejarah, seperti pada tahun 2002 ketika bandeng seberat 5 kg memecahkan rekor MURI.
Puncaknya adalah kirab bandeng, sebuah arak-arakan meriah yang menampilkan bandeng
pemenang lelang, diiringi tari-tarian tradisional dan duta budaya Sidoarjo, Guk dan Yuk.
Pada tahun 2019, sebuah bandeng kawak seberat 7,66 kg terjual dengan harga Rp 155 juta,
menunjukkan betapa tradisi ini tetap diminati dan menjadi ikon kebanggaan Sidoarjo.
Tradisi Perekonomian Motif
Tarian Wisata Makanan Daerah Batik