Page 57 - Echos2
P. 57
disebut sebagai "Tuhan Cinta Kasih" dan yang gambarnya dilukis dan
dikirim ke rumah-rumah para suster untuk digantung di sana.
Dalam diri para pemimpin Kongregasi, kebijaksanaan akan muncul
dalam apa yang digambarkan oleh Paus Fransiskus sebagai "keberanian
yang berani," keberanian untuk menggunakan metode-metode baru
107
dan membuka misi-misi baru, dan pada saat yang sama juga
memperbaharui karya-karya yang sudah ada. Interaksi Louisa dan
Vinsensius satu sama lain, surat-surat mereka dan catatan-catatan
pertemuan Dewan Putri memberikan bukti nyata akan kepekaan
manusiawi mereka yang mendalam, pemeriksaan mereka akan pilihan-
pilihan dan "kehati-hatian yang berani". Yang paling penting, kita
melihat "kehati-hatian yang berani" ini dalam pendirian komunitas
mereka, para Putri, yang revolusioner pada waktu itu, membebaskan
para suster untuk meninggalkan biara dan melayani mereka yang
terlantar di jalan-jalan di Paris, di pedesaan, di daerah-daerah perang,
di sekolah-sekolah dan di rumah-rumah sakit. Mereka juga membentuk
keluarga religius jenis baru yang merangkul wanita dan pria awam, para
imam, frater dan suster, tua dan muda, yang berpendidikan tinggi dan
yang buta huruf, kaya dan miskin. Louisa memiliki keyakinan yang
mendalam bahwa Tuhan akan membimbing para atasan jika mereka
mendengarkan dengan seksama. Ia mengatakan kepada Suster
Julienne Loret pada bulan April 1649, "Kita harus percaya bahwa Allah
memberikan Roh-Nya kepada para atasan sehingga mereka dapat
memimpin keluarga mereka." 108
Kehadiran kebijaksanaan dalam diri setiap suster dan para pemimpin
Kongregasi akan menjadi tanda yang jelas dari Pentakosta yang sedang
berlangsung.
107 “Daring prudence” is a phrase used by Pope Francis on October 6, 2019, as he launched the Special Synod for
Amazonia.
108 SW, p. 281.
57