Page 56 - Echos2
P. 56

menunjukkan  dirinya  secara  khusus  dalam  kelembutan  (yang  oleh

               Vinsensius dan Louisa disebut douceur).

               Sejak awal, Louisa menempatkan dirinya di tangan Perawan Terberkati,

               sebuah  praktik  yang  terus  berlanjut  sepanjang  hidupnya.    "Aku
               sepenuhnya milikmu, Perawan yang paling suci, agar aku dapat menjadi

               milik Allah dengan lebih sempurna.  Oleh karena itu, ajarlah aku untuk
               meniru hidupmu yang kudus dengan memenuhi rancangan Allah dalam

               hidupku.  Dengan sangat rendah hati aku memohon kepadamu untuk
               membantuku.    Engkau  tahu  kelemahan  saya.    Engkau  mengetahui

               keinginan  hatiku...    Semoga  semua  makhluk  memberi  penghormatan
               kepada kebesaran-Mu dan memandang-Mu sebagai sarana yang pasti

               untuk  mencapai  Tuhan.    Semoga  mereka  mengasihi  engkau  melebihi
               semua makhluk murni lainnya dan memberikan kemuliaan yang layak

               engkau  terima  sebagai  Putri  Bapa  yang  terkasih,  Bunda  Putera,  dan
               Pasangan yang layak bagi Roh Kudus."
                                                                106

               5. Serikat mewujudkan karunia-karunia Roh, khususnya hikmat.


               Pengalaman  Pentakosta  yang  berkelanjutan  akan  terlihat  ketika  Roh

               mencurahkan  karunia  hikmat  secara  berlimpah  kepada  Perusahaan,
               baik kepada para anggotanya maupun kepada para pemimpinnya.


               Karunia  Roh  yang  pertama  adalah  kebijaksanaan  (Yesaya  11:2).
               Dibentuk  dalam  tradisi  Paulus  (1  Korintus  1:17  dst.),  Louisa  dan

               Vinsensius tahu bahwa kitab suci tidak hanya berbicara tentang hikmat
               manusia,  tetapi  juga  hikmat  Allah,  yang  memampukan  kita  untuk

               melihat dunia melalui mata Allah.

               Kebijaksanaan akan terlihat jelas dalam diri para suster ketika mereka

               terus  berkreasi  untuk  menemukan,  bahkan  menciptakan  cara-cara
               konkret untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang paling terlantar.

               Kebijaksanaan yang tulus akan memampukan mereka untuk melihat
               dengan mata hati dan mencintai dengan hati Yesus, yang oleh Louisa







               106  SW, p. 695-696.  Cf. SW, p. 140.

                                                                                                               56
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61