Page 66 - layout terbaru fiks.3 - PDF
P. 66
Sampai matahari terbit, kakek tidak bisa tidur dan terus berulah dengan pembicaraan yang
melantur, lalu ibu mencoba memanggil seorang guru spiritual agar kakek bisa tidur tenang.
“Syukurlah”, ucap ibu yang melihat kakek sudah bisa tidur.
Karena lelah dengan kejadian malam itu, aku dan ibu pun beristirahat agar nanti malam tetap
terjaga.
“nduk, nduk..” teriakan kakek sangat kencang,
Aku berlari dengan gugup “ada apa kek?”
“itu ada anak kecil naik di pintu, tolong bilangin jangan naik-naik kesitu nanti jatuh”, ucap
kakek.
Padahal tidak ada orang lain dirumah selain aku,ibu, dan kakek. Tidak hanya itu, kakek
seringkali berteriak dan berkata bahwa ada wanita dan anak kecil yang selalu didekatnya.
Dalam ketidakstabilan kakek, suatu ketika kakek pernah berkata bahwa selalu ingin
ditemani aku sampai akhir hayatnya. Aku dan ibu sangat sedih dengan kondisi kakek yang
semakin memburuk, hingga tiap malam kami tidur disamping kakek untuk berjaga jika terjadi
sesuatu. Dan benar bahwa setiap malam ibu selalu mencium bau aneh yang menandakan
kehadiran makhluk gaib, aku yang hanya bisa merasakan kehadirannya saat ini aku bisa melihat
makhluk-makhluk itu berdiri tepat didepan ku hendak mencelakai kakek. Dengan keberanian
aku berusaha melawan dan menyebut asma Allah untuk mengusirnya, namun yang terjadi
diluar dugaan, mereka malah bertambah banyak dengan wujud yang hampir sama. wujudnya
perempuan sangat banyak menggunakan kebaya zaman dahulu dan anak kecil yang
menggunakan jas hitam, mereka semua terlihat pucat tanpa ekspresi.
“astaghfirullah ada apa, kenapa menangis?”, ibuku bertanya saat mengetahui aku menangis
ketakutan.
Saat terbangun, aku sudah berada dikamar ku dan kata ibu semalam aku pingsan setelah
menangis ketakutan.
66