Page 82 - E-Book Pengelolaan Pendidikan dan Kepemimpinan
P. 82

B
                              PENGERTIAN MANAJEMEN MUTU

                     Mutu  atau  quality  sesungguhnya  merupakan  sebuah  konsep  yang  kontradiktif

                  sebab di satu sisi mutu dapat diartikan sebagai konsep yang absolut dan di sisi lain

                  juga  dapat  diartikan  sebagai  konsep  relatif  (Sallis,  1993:  22-23).  Sebagai  konsep
                  absolut,  mutu  dipahami  sebagai  dasar  penilaian  untuk  kebaikan,  kecantikan  dan

                  kebenaran  yang  memungkinkan  standar  tinggi  dan  tidak  dapat  diungguli.  Dalam
                  pemahaman  seperti  ini,  produk-produk  dianggap  bermutu  bila  produk  tersebut

                  dibuat dengan sempurna dan tidak menghemat biaya.

                     Mutu sebagai konsep relatif difahami sebagai sebuah  atribut produk atau layanan,
                  mutu dapat dinilai terus kelanjutannya. Mutu merupakan produk kontekstual; yaitu

                  apa  yang  dianggap  bermutu  saat  ini  kemungkinan  bukan  suatu  yang  dianggap

                  bermutu  besok,  sehingga  mutu  pada  dasarnya  adalah  subyektif  dan  dinamis.  Mutu
                  dalam konsep relatif merupakan sebuah proses yang mengarah pada dua aspek, yaitu;

                  tindakan spesifikasi  dan  mencari  pelanggan  yang  membutuhkan.  Aspek  pertama,

                  dinamakan juga sebagai fitnees for purpose or use.
                     Secara  terminologis,  mutu  telah  didefinisikan  secara  beragam,  Edwards  Deming

                  mendefinisikan mutu sebagai “a predictive degree of uniformity and dependability at a

                  low cost, suited to the market”. Dari definisi ini Deming kemudian menjabarkan mutu
                  menurut konteks, persepsi customer, dan kebutuhan serta kemauan customer.


                   Selain  Deming,  Joseph  M.  Juran  mendefinisikan  mutu  sebagai  “fitness  for  use,  as

                  judged  by  the  user”.  Kemudian  Philip  B.  Crossby  mengatakan  “conformance  to
                  requirements”  dan  Armand  V.  Feigenbaum  mengatakan  “full  customer  satisfaction”

                  (Soewarso,  2002:  49).  ISO  8402  mendefinisikan  mutu  sebagai  totalitas  dari

                  karakteristik  suatu  produk  yang  menunjang  kemampuannya  untuk  memuaskan
                  kebutuhan yang dispesifikasikan atau ditetapkan. Mutu seringkali diartikan sebagai

                  kepuasan  pelanggan  (customer  satisfaction)  atau  konformansi  terhadap kebutuhan
                  atau  persyaratan  (conformance  to  the  requirements)(Gaspersz, 2001: 5). Mutu juga

                  sering diartikan sebagai segala sesuatu yang menentukan kepuasan pelanggan dan




                                                             76
   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87