Page 45 - E-modul Perubahan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Terintegrasi Problem Based Learning
P. 45

LEARN THE MATERIALS


         C. Penanganan Limbah

            Berdasarkan wujudanya, limbah dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu limbah cair,
        limbah gas, dan limbah padat. Limbah merupakan sisa kegiatan manusia tidak selalu berupa
        bahan yang menganggu lingkungan, melainkan ada pila berupa bahan yang masih bermanfaat
        dan memiliki nilai ekonomi. Limbah ada yang masih bermanfaat, contohnya ampas tahu dan
        ampas kacang dapat dimanfaatkan untuk membuat oncom dan makanan ternak ; limbah kayu
        dari industri furnitur dapat digunakan untuk membuat mainan anak-anak ; dan sisa bahan
        makanan dan sayuran, sampah daun, dan kotoran ternak dapat dimanfaatkan untuk membuat
        kompos.

         1.  Penanganan Limbah Cair
            Dalam  penanganan  limbah  cair  dan  penanggulangan  pencemaran  air  terdapat  dua
         pendekatan  yang  dapat  dilakukan,  yaitu  pendekatan  non-teknis  dan  pendekatan  teknis.
         Pendekatan non-teknis dilakukan dengan penerbitan peraturan sebagai landasan hukum bagi
         pengelola  badan  air  dan  penghasil  limbah,  sosialisasi  peraturan,  dan  penyuluhan  pada
         masyarakat. Sementara itu, pendekatan teknis dilakukan dengan penyediaan atau pengadaan
         sarana dan prasarana penanganan limbah, monitoring, dan evaluasi.

         a.  Sistem Penanganan Limbah Cair Domestik

         Limbah cair domestik ada yang berbahaya, ada pula yang tidak berbahaya.  Limbah cair
         domesti yang tidak berbahaya dimanfaatkan untuk menyirami tanaman, contohnya air bekas
         cucian  beras  dan  sayuran.  Sedangkan  limbah  cair  berbahaya  membutuhkan  penanganan
         khusus.  Tahukak  kamu  apa  limbah  cair  domestik  yang  berbahaya?  Limbah  cair
         domestik yang berbahaya adalah tinja manusia. Penanganan tinja tersebut membutuhkan
         metode khusus sebagai berikut :

           Cubluk
                                                        Cubluk berupa lubang yang diberi dinding

                                                        tidak  kedap  air  di  bagian  atasnya  dan
                                                        dilengkapi  dengan  tutup.  Limbah  dari
                                                        jamban  langsung  dialirkan  ke  dalam

                                                        cubluk. Jika cubluk sudah penuh, limbah
                                                        dialirkan  ke  cubluk  lain.  Jika  ada  galian
                                                        air, maka sebaiknya cubluk dbuat dengan

                                                        jarak 15 m dari galian sumur agar air tidak
             Gambar 14. Jenis-jenis cubluk              tercemar.
             Sumber: dinkes.sumutprov.go.id

                                                                                P a g e  39 | 59
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50