Page 16 - Aku Anak Kajang
P. 16

perempuan seusiaku  biasanya sudah diajari menenun.

          Perempuan lebih banyak menghabiskan waktu di kolong
          rumah panggungnya demi menghasilkan selembar kain,

          sedangkan  laki-laki  menghabiskan  waktunya untuk
          mencari penghidupan di kebun.


               Untuk  selembar kain, penenun biasa menghabiskan

          waktu sepekan untuk  menyelesaikannya. Itu jika penenun
          rutin duduk menekuni benang demi  benang hingga
          menjadi selembar kain. Namun, jika menenun dijadikan

          selingan karena harus bekerja di kebun,  kain tenunan

          biasanya selesai sebulan, bahkan lebih. Bahan dasar dari
          kain hitam  adalah benang putih yang diberi pewarna.
          Meskipun  benang putih diolah di luar kampung,  kapas

          yang digunakan adalah kapas dari kampungku. Pewarna

          benangnya   menggunakan  pewarna  alami berupa daun
          nila.


               Aku biasa melihat ibuku merendam benang putih
          yang dibelinya di pasar tradisional.  Benang putih itu

          direndam dengan daun nila yang telah disiram air panas.
          Proses  perendaman biasanya sampai sehari  semalam,

          setelah itu  dikeringkan.


               Kain hasil tenunan Kajang tidak luntur saat dicuci.
          Motifnya pun seragam dan sederhana. Hanya garis tipis




          8
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21