Page 24 - Aku Anak Kajang
P. 24
tempat manusia terdahulu muncul, lalu lenyap juga di
hutan ini. Kami juga meyakini bahwa di karamaka arwah
naik ke langit dan turun ke bumi.
“Kamu pernah masuk ke hutan karamaka?” selidik
Kak Aldino.
Aku menggeleng. Dia menghela napas berat.
Mungkin berharap aku dapat menjelaskan lebih banyak
tentang karamaka.
“Kalau hutan yang ada di sepanjang jalan ini?”
“Itu hutan laura’, hutan rakyat. Kami boleh
menggarapnya, mengambil kayu sesuai kebutuhan, dan
biasanya kami tempati bermain.”
Tanpa menunggu pertanyaan selanjutnya, aku
menjelaskan tentang hutan perbatasan. Di hutan
ini, meskipun bukan daerah terlarang, tetapi untuk
pemanfaatan hutan harus seizin ammatoa sebagai
pemimpin kami.
“Kami tak boleh menggarap ataupun mengambil
kayu di hutan perbatasan tanpa seizin ammatoa.”
Kak Aldino kembali menghentikan langkah. Kali
ini dia memilih duduk, kulihat dia kelelahan, meskipun
tetap ada senyum di wajahnya.
16